Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Dr Hermawan Saputra menyebut banyak pihak keliru mengukur efektivitas PPKM Darurat hanya berdasarkan mobilitas penduduk atau volume lalu lintas kendaraan di jalanan.
Padahal kata dia, PPKM Darurat punya tujuan utama pada variabel epidemiologi yakni menekan, menghambat atau bahkan menghentikan laju penularan Covid-19.
"Tapi banyak orang melihat dan menganggap PPKM keliatan efektif, tapi baru melihat dari proxy variabel yaitu mobilitas. Jadi seperti di DKI terjadi penurunan mobilitas 30 - 40 persen.
Baca juga: Pemerintah Berburu Obat Penanganan Covid-19 ke India, China maupun Swiss
Tapi itu variabel proxy, perilaku mobilitas. Bukan variabel epidemiologi," terang Hermawan dalam diskusi daring, Sabtu (17/7/2021).
Namun sebagaimana diketahui berdasarkan data perkembangan kasus Corona per Jumat (16/7) ia menyebut angka kasus positif aktif alias mereka yang masih dirawat atau menjalani isolasi mandiri berjumlah lebih dari 500 ribu orang. Sedangkan kasus suspek sebesar 220 ribu lebih.
Baca juga: Jangan Minum Obat Sembarangan untuk Covid-19, Ini Kata Dokter
Ia mengatakan angka - angka pada variabel epidemiologi yang bisa dijadikan ukuran untuk mengetahui apakah kebijakan PPKM Darurat efektif atau tidak. Sehingga menurutnya ukuran tersebut baru bisa dilihat dan di evaluasi pada pekan depan.
"Kaitan efektivitas baru bisa dilihat pada evaluasi minggu depan," tuturnya.