Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 hingga level 4, sampai 2 Agustus 2021.
Sejak awal pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan dengan berbagai istilah. Mulai dari istilah PSBB hingga PPKM.
Terbaru pemerintah menggunakan istilah PPKM Level 3 atau 4.
Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Esther Sri Astuti mengatakan, meskipun berbagai istilah telah dimunculkan, namun Pemerintah diimbau untuk tetap melakukan ‘lockdown’ ketat agar pandemi ini dapat segera berakhir.
Di tengah laju penyebaran virus yang meningkat, dirinya melihat, masih banyak masyarakat yang dengan bebas melakukan mobilitas.
Baca juga: 4 Minggu Cabut Sistem Pembatasan, Islandia Kembali Lockdown
Seperti dengan mudah ditemukannya bus antar kota antar provinsi yang masih beroperasi.
Hingga bandara yang masih beroperasi melayani penerbangan internasional, bahkan masih ada saja warga negara asing yang masuk ke wilayah Indonesia.
“Yang harus dilakukan, yaitu lockdown ketat atau PPKM. Tapi saya mengimbau, PPKM ini harus dilakukan benar-benar, jangan hanya lips services,” ujar Esther dalam diskusi secara virtual, Senin (26/7/2021).
Dirinya mengakui, lockdown yang ketat dapat menekan ekonomi yang cukup dalam.
Contohnya seperti China. Saat lockdown dilakukan, ekonomi negara tersebut terkontraksi secara signifikan hingga 6,8 persen.
Namun, setelah kebijakan lockdown berhasil dilakukan, perlahan kasus aktif covid-19 melandai, dan pada kahirnya pertumbuhan China berangsur tumbuh kembali.
Tak hanya di China, beberapa negara lain yang berhasil keluar dari jurang pandemi adalah Italia dan juga Spanyol.
Baca juga: Malaysia Laporkan Rekor 15.902 Kasus Baru Covid-19 di Tengah Lockdown Nasional
“Jadi jangan takut pemerintah kalau melakukan lockdown, karena panglima di kondisi pandemi ini adalah sektor kesehatan bukan ekonomi,” ujar Esther.
“Memang dampaknya sangat kuat bagi ekonomi. Tapi bukti empiris di China Italia atau Spanyol, mereka sekarang sudah relatif lebih baik karena melakukan lockdown dengan ketat,” pungkasnya.