News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

94 Persen Pasien Covid-19 yang Meninggal karena Belum Divaksin

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga mengikuti vaksinasi COVID-19 di Sentra Vaksin Bersama OJK-Perbarindo di Ciledug, Kota Tangerang, Banten, Sabtu (24/7/2021). Sentra vaksinasi untuk industri keuangan ini selain untuk mensukseskan program vaksinasi nasional juga diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional yang dimana sektor industri keuangan merupakan salah satu sektor esensialnya. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menyebut bahwa sekitar 94 persen kasus kematian pasien positif Covid-19 di Indonesia disumbang oleh mereka yang belum divaksinasi virus corona (Covid-19).

”Jadi berdasar laporan terakhir, angka kematian akibat infeksi Covid-19 pada beberapa saat ini, itu 90-94 persen adalah mereka yang belum divaksinasi,” kata Dante dalam acara daring yang disiarkan kanal YouTube Kadin Indonesia dikutip, Senin (26/7).

Video tersebut diunggah kanal YouTube Kadin Indonesia pada Minggu 25 Juli lalu.

Dante menyebut mayoritas orang yang sudah mendapat suntikan dosis lengkap vaksin Covid-19 tak mengalami perburukan gejala hingga gejala berat saat terpapar Covid-19.

Baca juga: CDC Pertimbangkan Saran Pakai Masker Lagi Untuk Warga AS yang Divaksinasi

Melihat kondisi itu, Dante kembali mengingatkan vaksinasi merupakan salah satu upaya membentengi diri dari virus corona, selain menerapkan protokol kesehatan.

Menurutnya, Kementerian Kesehatan terus menggandeng seluruh pihak, baik instansi pemerintah maupun swasta membantu program vaksinasi Covid-19 untuk mencapai target herd immunity.

”Diksi program vaksinasi sekarang menjadi diksi gerakan vaksinasi. Dengan gerakan, maka yang terlibat di dalamnya adalah masyarakat secara langsung baik itu asosiasi, kegiatan TNI/Polri, lintas departemen, lintas kelembagaan, dan seluruh masyarakat berperan serta," katanya.

Baca juga: Stok Vaksin Covid-19 di Daerah Menipis, DPR Minta Distribusi Dipercepat

Dante juga mengingatkan masyarakat yang sudah divaksin Covid-19 untuk tak lantas terbebas dari penularan virus corona. Namun ia tetap mengajak masyarakat tak ragu divaksin.

Selain memberikan proteksi tambahan dari penularan virus corona, vaksin mampu mengurangi angka kematian pasien Covid-19.

"Dengan adanya vaksinasi akan memberikan respons imun tubuh yang lebih baik, baik itu apabila belum terinfeksi maupun setelah terinfeksi," katanya.

Baca juga: Dukung Vaksinasi, Kedai Kopi Ini Bagikan Minuman Gratis ke Warga yang Sudah Disuntik

Kementerian Kesehatan sendiri mencatat hingga Senin (26/7) kemarin sebanyak 44.728.320 orang telah menerima suntikan dosis pertama vaksin virus corona. Dari jumlah itu, 18.129.878 orang mendapat dua dosis vaksin Covid-19.

Stok Vaksin

Sementara itu terkait stok vaksin Covid-19 yang di beberapa daerah dilaporkan ketersediaannya minim bahkan mengalami kelangkaan, masyarakat diminta untuk tidak khawatir.

Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, persoalannya saat ini bukan karena vaksin Covid-19 langka atau pengiriman terputus dari negara produsen, tapi karena pengirimannya memang dilakukan bertahap.

”Kita tahu pengiriman vaksin dari luar negeri itu bertahap. Juli ada 25 juta dosis. Agustus 30-40 juta dosis. September 40-50 juta dosis. Oktober kita cukup punya banyak sekitar 75-80 juta dosis. Jadi memang kita dalam melakukan vaksinasi itu harus bertahap, sesuai ketersediaan," kata Nadia dalam pernyataannya, Senin(26/7).

Nadia mengatakan bahwa saat ini program vaksinasi Covid-19 sudah menyasar semua umur, termasuk usia 12 tahun ke atas.

Kemudian, animo masyarakat untuk mengikuti vaksinasi semakin tinggi, karena meningkatnya laju kasus positif covid-19. Selain itu, sertifikat vaksin covid-19 jadi syarat wajib perjalanan jarak jauh.

Tingginya animo masyarakat untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 sangat baik. Tapi itu bukan masalah utama kelangkaan vaksin Covid-19 di beberapa daerah.

"Permasalahan sebenarnya adalah karena memang vaksinnya belum datang semua. Kita butuh vaksin 426 juta dosis. Yang kita terima sampai saat ini 130 juta dosis," kata Siti Nadia.

Dari 130 juta dosis, 68 juta dosis sudah didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia.

"61 juta sudah tervaksinasi. Dari 68 juta yang terdistribusi itu pasti ada sisa, mungkin sekitar 5%. Jadi, sudah 65 juta yang terpakai. Yang masih di gudang-gudang farmasi kurang lebih 5 juta. Sisanya ada 65 juta saat ini di gudang Biofarma," tutur Nadia.

Dia melanjutkan, dari 65 juta dosis di gudang Biofarma, 30 juta di antaranya masih dalam bentuk setengah jadi yang perlu diproduksi selama 3-4 pekan ke depan.

Sebanyak 30 juta dosis dalam proses pengujian mutu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sehingga, dia menilai Biofarma perlu mempercepat produksi, dan BPOM harus mempercepat pengujian mutu.

"Di sisi lain memang jumlah vaksin yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan kita, karena vaksin datangnya bertahap," ujar Nadia.

Nadia juga mengatakan, 50 persen dosis vaksin Covid-19 sudah didistribusikan ke tujuh provinsi di Pulau Jawa dan Bali. Sebab, kasus Covid-19 di Jawa dan Bali cukup tinggi. Sisanya disebar ke 27 provinsi di luar Jawa dan Bali. "Otomatis pembagiannya akan berbeda-beda," katanya.

Di samping itu, jumlah vaksin yang didistribusikan tidak secara sekaligus dan sesuai perhitungan yang telah ditentukan.

"Yang menjadi catatan kita adalah vaksin tergantung laporan stok dan kecepatan penyuntikan. Makin cepat penyuntikan, dia akan dapat tambahan," ujar Nadia.

Kondisi tersebut yang membuat beberapa daerah menilai distribusi vaksin Covid-19 tidak merata. Dia menjelaskan bahwa Indonesia setiap bulan menerima vaksin dari Sinovac dan AstraZeneca. Bulan Agustus, kemungkinan Indonesia menerima 15 juta dosis vaksin Covid-19 Sinovac.

"Kita berharap nanti dari Covac Facility dapat 7 jutaan. Kemudian yang kita beli sendiri dari Astrazeneca ada juga. Itu perkiraannya sekitar 3 juta," ujarnya.

Nadia juga memperkirakan Indonesia akan kedatangan 35 juta sampai 40 juta dosis vaksin pada Agustus. "Itu termasuk rencananya vaksinasi Pfizer dan mungkin Novavax. Pfizer akan datang akhir Agustus sekitar 2 juta atau 3 juta," jelasnya.(tribun network/rin/wil/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini