TRIBUNNEWS.COM - Berikut update informasi jumlah pasien virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat hingga Minggu (1/8/2021).
Jumlah kasus positif virus corona tercatat ada 30.738 penambahan dari sebelumnya 3.409.658 kasus.
Data tersebut dirilis dalam Peta Sebaran Covid-19, covid19.go.id, Minggu sore.
Kini, total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 3.440.396 sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret 2020 silam.
Kabar baiknya, ada sejumlah 39.446 pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19.
Sehingga, jumlah pasien sembuh saat ini berjumlah 2.809.538 jiwa dari pasien sebelumnya yang sebanyak 2.770.092 jiwa.
Baca juga: Virus corona: Apakah AS mendanai penelitian virus berbahaya di Wuhan?
Baca juga: Soal Asal-usul Virus Corona, China Tolak Rencana WHO Kembali Selidiki Teori Kebocoran Lab Wuhan
Sementara itu, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia juga bertambah sebanyak 1.604 pasien.
Total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 95.723 orang, dari yang sebelumnya sebanyak 94.119 orang.
Penambahan kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Baca juga: HUT Ke-48, KNPI Serukan Kibarkan Bendera Merah, Indonesia Melawan Covid-19
Informasi ini dapat terlihat dari data peta persebaran kasus pada tiap provinsi.
Update corona atau Covid-19 di Indonesia bisa di akses di sini.
Limbah Medis Covid-19 Meningkat, Luhut Angkat Bicara
Limbah medis Covid-19 meningkat seiring juga adanya peningkatan pada penggunaan alat protokol kesehatan, berupa pakaian medis, sarung tangan, face shield, hazmat, Alat Pelindung Diri (APD), masker.
Selain itu, terdapat pula limbah pada saat proses vaksinasi, seperti botol vaksin, jarum suntik.
Juga limbah-limbah lainnya, yakni infus bekas, alat PCR, antigen, dan alkohol pembersih swab.
Baca juga: Luhut Sebut Limbah Medis Covid-19 Capai 18 Juta Ton, Ketua DPR Harap Daerah Punya Alat Pengelolanya
Limbah tersebut berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan mulai dari rumah sakit, Puskesmas, RS Darurat Covid-19, wisma isolasi, tempat karantina mandiri, hingga uji deteksi maupun vaksinasi.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, membahas soal pengelolaan limbah medis Covid-19 yang mencakup Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Dalam rapat koordinasi yang digelar pada Kamis (29/7/2021), Luhut mengungkap adanya peningkatan limbah medis Covid-19 yang mencapai 18 juta ton pada Juli 2021.
"Peningkatan limbah B3 medis mencapai perkiraan 18 juta ton bulan ini, sangat membahayakan buat kita semua," kata Luhut, Kamis, dikutip dari maritim.go.id.
Untuk itu, Luhut meminta semua pihak segera menangani limbah medis ini.
"Kita butuh kerja cepat dan bantuan dari semua pihak, tidak ada waktu main-main, kita langsung eksekusi saja," tambah Luhut.
Baca juga: Menteri LHK Angkat Suara Soal Penanganan Limbah Medis B3 Covid-19
Dalam pengelolaan ini, Luhut meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), juga BUMN, untuk mencari penyedia teknologi pengelola limbah yang memenuhi standar.
Menurutnya, untuk menurunkan laju limbah B3 medis secara cepat, perlu pemanfaatan dengan menggunakan alat pengolahan seperti Insinerator, RDF maupun Autoclave.
Luhut mengimbau kepada BUMN, seperti PT Pindad untuk mengerahkan unit-unit insineratornya, termasuk meningkatkan percepatan industri lainnya seperti RDF.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)