"Tapi yang vaksin-vaksin sebelumnya, butuh waktu 10 tahun untuk bisa diterima dan digunakan di masyarakat," ungkapnya.
Namun yang ingin ia tekankan adalah pembuatan vaksin yang cepat ini bukan sebuah upaya untuk mengambil jalan pintas.
Seluruh proses pembuatan vaksin dilakukan sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku.
Kemudian alasan cepatnya waktu pembuatan vaksin ini karena dilakukan secara pararel.
Baca juga: Erick Thohir Ceritakan Pengalaman Bertemu Indra Rudiansyah, Mahasiswa RI di Balik Vaksin AstraZeneca
"Tapi yang saya jelaskan ke masyarakat bukan karena kita mengambil jalan pintas. Kita lakukan semua prosesnya by the book, sesuai dengan aturan yang berlaku. Kenapa bisa cepat, karena kita lakukan semuanya dengan pararel," terang Carina.
Lebih lanjut Carina menjelaskan, jika vaksin-vaksin sebelumnya dilakukan secara bertahap.
Sedangkan vaksin Covid-19 ini dibuat karena alasan darurat, sehingga semua sumber yang ada dikerahkan untuk membuatnya.
Mengingat vaksin Covid-19 ini sangatlah dibutuhkan supaya pandemi segera berakhir.
"Jadi untuk vaksin-vaksin sebelumnya mereka melakukannya step by step gitu. Kalau yang ini karena emergency, darurat gitu. Jadi semua resource yang ada kita kerahkan untuk membuat vaksin ini. Karena kita tahu ini sangat dibutuhkan sekali, supaya pandemi ini cepat-cepat berakhir," ucapnya.
Baca juga: Sosok Indra Rudiansyah, Mahasiswa Indonesia Turut Andil dalam Terciptanya Vaksin AstraZeneca
Masyarakat Harus Edukasi Diri Sendiri
Menurut Carina, masyarakat harus bisa mengedukasi diri sendiri, apakah vaksin Covid-19 ini bisa berguna atau tidak.
Terlebih menurut Carina, risiko terpapar Covid-19 akan lebih besar jik seseorang tidak divaksin.
"Jadi untuk masyarakat, saya mengerti lah mereka takut, tapi harus edukasi diri sendiri. Apakah vaksin ini berguna untuk saya. Karena resiko terkena Covid akan lebih besar kalau kamu tidak pakai vaksin ini."
"Jadi resiko masuk rumah sakit, resiko kematian akan lebih besar dibanding ketakutan kita sendiri," tegas Carina.