Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Juru Bicara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Stephane Dujarric pada hari Kamis kemarin menyatakan organisasi itu prihatin melihat situasi di mana banyak vaksin virus corona (Covid-19) yang tidak digunakan.
Ia menekankan bahwa PBB hanya dapat membantu memasukkan dosis yang tidak terpakai ini ke dalam 'stok amunisi dan mendistribusikannya', hanya jika diminta pemerintah Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (6/8/2021), menurut data dari UNICEF, program berbagi vaksin COVAX yang diinisiasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sejauh ini telah mengirimkan 186,2 juta dosis ke 138 negara.
Baca juga: Mulai Hari Ini Dukcapil Integrasikan Aplikasi Vaksinasi dan Penanganan Covid di 3 Lembaga
Program ini bertujuan mengamankan 2 miliar dosis untuk didistribusikan ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah pada akhir tahun 2021.
"Kami sangat prihatin dengan situasi di mana kami telah melihat banyaknya vaksin yang tidak digunakan. Entah karena alasan administratif, kurangnya penanganan yang tepat, atau karena keraguan terhadap vaksin," kata Dujarric.
Ia pun menegaskan bahwa pihaknya siap membantu banyak negara untuk proses pendistribusian vaksin, seperti menyediakan transportasi, distribusi rantai dingin, serta membantu sosialisasi dan edukasi untuk memerangi keraguan terhadap vaksin.
Baca juga: Lumpuh Setelah Divaksin Covid-19, Perawat di Korea Selatan Akan Dapat Kompensasi
"Namun semua itu hanya dapat dilakukan atas permintaan pemerintah Amerika Serikat (AS). Ini adalah pemerintah berdaulat yang memiliki tanggung jawab, moral dan lainnya, untuk memastikan populasi mereka divaksinasi begitu mereka memiliki vaksin, kami siap membantu jika diminta pemerintah," tegas Dujarric.
Hingga saat ini, AS telah menyumbangkan lebih dari 110 juta dosis vaksin ke lebih dari 60 negara, sebagian besar didistribusikan melalui COVAX.
Pada akhir Agustus mendatang, negara itu juga akan mulai mengirimkan 500 juta dosis tambahan ke 100 negara berpenghasilan rendah.
Baca juga: Sempat Nyatakan Bebas Covid-19, China Kini Laporkan Kasus Harian Tertinggi, Bertambah 124
Saat ditanya tentang kesulitan yang dihadapi masyarakat di negara miskin dan berkembang dalam mendapatkan dosis vaksin, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan bahwa 'tingkat produksi COVAX belum sekuat yang diharapkan'.
"Kami akan melakukan segala daya kami untuk memastikan bahwa kami dapat menghasilkan vaksin dan membawanya sampai ke tangan mereka," tegas Greenfield.