Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagian masyarakat kini sering mendengar istilah Post Covid-19 dan Long Covid-19.
Kedua istilah ini kerap disematkan pada orang yang masih merasakan gejala pascadinyatakan negatif secara medis.
Menurut dr Kevin Triangto Sp KFR, ada perbedaan dari kedua istilah tersebut.
Baca juga: Pemerintah Tegaskan Semua Vaksin Efektif Lawan Varian Baru Covid-19
Orang yang yang disebut Long Covid-19, kata dr Kevin, merupakan pasien isolasi mandiri namun tidak melakukan tes.
Setelah ditunggu setelah dua minggu atau 20 hari, gejala tersebut hilang.
Pada kasus Long Covid-19 muncul gejala, namun belum ada kepastian negatif atau tidak.
"Tapi ada dinyatakan positif atau riwayat kontak, itu disebut long Covid-19," ungkapnya pada siaran Radio Kesehatan dikutip Rabu, (18/8/2021).
Berbeda dengan Post Covid-19. Menurut dr Kevin, seseorang dinyatakan Post Covid-19 jika sebelumnya pasien dinyatakan positif.
Baca juga: Per 18 Agustus, Keterisian BOR RS Covid-19 Secara Nasional Terus Turun hingga 44,05 Persen
Baca juga: Di Tengah Krisis Politik, Malaysia Laporkan Rekor Covid-19 Harian Tertinggi dengan 22.242 Kasus
Kemudian setelah dilakukan tes secara medis hasilnya negatif.
Hanya, setelah dinyatakan negatif, pasien masih merasakan gejala Covid-19. Bahkan sampai menganggu aktifitasnya.
Di sisi lain, Post Covid-19 bisa menyebabkan gangguan pada beberapa organ. Seperti jantung, paru, pembuluh darah dan sebagainya.
Tidak hanya itu, Post Covid-19 bisa memunculkan masalah kulit dan juga masalah psikologis. Ditandai dengan sering merasa cemas dan depresi.