Donasi alat kesehatan yang semula direncanakan berjumlah 65 juta item, dengan pertimbangan peningkatan kasus Covid di Amerika, pada akhirnya 44 juta bantuan yang akan diberikan kepada Indonesia. 44 juta item tersebut meliputi 176 unit ventilator beserta spiro wave, masker KN-95, pakaian pelindung tenaga kesehatan (Isolation gown), face shield serta alat kesehatan lain untuk menunjang penanganan kasus Covid-19 di Indonesia.
"Namun sekarang sejak dua hari yang lalu saya diberitahu oleh kantor pemerintah bahwa untuk berbagai pertimbangan, telah diputuskan bahwa mereka mengurangi jumlah ventilator untuk didonasikan, mungkin karena mereka juga membutuhkan alat tersebut,” jelas Pahala Nugraha Mansury, Wakil Menteri BUMN.
Selanjutnya, sebanyak 44 juta bantuan alat kesehatan ini akan dikirim secara bertahap dengan maskapai kargo milik Indonesia yaitu Citilink. Dua pesawat kargo berjenis Airbus A-330 Neo yang masing-masing berkapasitas 20 ton siap menjemput donasi dari pemerintah New York City. Selain itu untuk tambahan angkutan, pemerintah Indonesia melalui Kementerian BUMN juga meminta bantuan armada pesawat kepada US Army yang juga dalam waktu dekat akan melakukan latihan bersama di Baturaja, Sumatera Selatan.
“Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, untuk men-charter pesawat komersial, Citilink. Citilink tentu saja merupakan bagian dari pesawat komersial Garuda. Kami akan menggunakan Airbus A330 Neo,” ujar Wamen BUMN.
Dalam pertemuan ini juga dibahas rencana pemberian donasi berupa vaksin Jhonson n’Jhonson sebanyak 5000 dosis. Namun begitu pemberian donasi berupa vaksin ini masih menunggu izin penggunaan dari Biofarma dan BPOM sebagai pemangku kepentingan dalam pendistribusian dan legalitas vaksin di Indonesia.
“Tentang vaksin, kita perlu untuk persetujuan dari pimpinan dan sistem legalitas, dan kebetulan biofarma ada di dalam naungan kementerian BUMN. Biofarma adalah satu satunya BUMN yang diberi wewenang mengimpor dan menyediakan vaksin di Indonesia,” jelas Jenderal TNI Andika Perkasa. "
Vaksin hinggga Akhir Tahun
Baca juga: Perintah Jokowi: Agustus Ini Waktu yang Pas Untuk Habiskan Stok Vaksin
Tribunnews.com sebelumnya memberitakan, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah menargetkan vaksinasi Covid-19 terhadap lebih 200 juta rakyat Indonesia hingga akhir tahun ini.
"Kita direncanakan akan melakukan vaksinasi lebih dari 200 juta rakyat Indonesia sampai dengan akhir tahun. Kalau masing-masing vaksinasi membutuhkan 2 dosis maka dibutuhkan sekitar 400 juta dosis vaksin," ujar Menkes Budi saat menyambut kedatangan vaksin tahap 38, 39, dan 40, Kamis (19/8/2021) malam.
Untuk itu, pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan vaksin.
Seperti pada tahap ke-38, 39, dan 40, pemerintah kedatangan vaksin merek AstraZeneca lewat skema hibah dari Belanda sejumlah 450.000 dosis vaksin, vaksin merek Pfizer lewat pembelian langsung sejumlah 1.560.780 dosis, dan AstraZeneca lewat skema pembelian langsung sejumlah 567.500 dosis vaksin.
Vaksin Pfizer dengan merek COMIRNATY ini juga telah memperoleh Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan POM pada 14 Juli 2021, sehingga bisa langsung distribusikan dan suntikkan kepada masyarakat.
Lanjut Budi, ada 4 vaksin yang dilakukan pembelian langsung yaitu Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax.
Dari 4 merek vaksin ini, 3 diantaranya telah mengirimkan vaksinnya.
Sinovac sejak Januari lalu, kemudian AstraZeneca dan Pfizer mulai dikirimkan pada bulan Agustus ini.