TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 92 juta dosis vaksin Covid-19 telah disuntikkan kepada masyarakat Indonesia per Rabu (25/8/2021).
Dikutip dari vaksin.kemkes.go.id, vaksin dosis pertama telah diterima 59 juta masyarakat Indonesia.
Tepatnya 59.381.203 orang.
Sementara itu dosis kedua telah diterima 33 juta warga.
Tepatnya 33.344.151 orang.
Baca juga: Syarat Naik Kereta Api Jarak Jauh saat PPKM Level 3 & 4: Tunjukkan Kartu Vaksin hingga Hasil PCR
Diketahui pemerintah menargetkan penerima vaksin sebanyak 208 juta warga Indonesia sebagai upaya mengakhiri pandemi Covid-19 di Indonesia.
Sasarannya ialah tenaga kesehatan, lanjut usia, petugas publik, masyarakat rentan, masyarakat umum, dan pelajar usia 12-17 tahun.
7 Jenis Vaksin Dapat Izin Edar
Sementara itu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kembali menerbitkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin Covid-19.
Terbaru, BPOM menerbitkan EUA untuk produk vaksin Covid-19 Sputnik-V pada Rabu (24/8/2021).
Baca juga: Panglima TNI Apresiasi Antusiasme Santri Pesantren Tebuireng yang Jalani Vaksinasi
Dikutip dari laman BPOM, vaksin Covid-19 Sputnik-V merupakan vaksin yang dikembangkan oleh The Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Russia yang menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector (Ad26-S dan Ad5-S).
Vaksin ini didaftarkan oleh PT Pratapa Nirmala sebagai pemegang EUA dan bertanggung jawab untuk penjaminan keamanan dan mutu vaksin ini di Indonesia.
Dengan izin ini, BPOM telah menerbitkan EUA terhadap tujuh jenis vaksin Covid-19 sejak Januari 2021.
Baca juga: Wapres Tegaskan Vaksinasi dan Taat Prokes Covid-19 Kewajiban Berbangsa dan Beragama
Ketujuh jenis vaksin itu ialah Sinovac (CoronaVac), Vaksin Covid-19 Bio Farma, AstraZeneca Covid-19 Vaccine, Sinopharm, Moderna, Comirnaty (Pfizer), dan Sputnik-V.
Adapun vaksin Sputnik-V digunakan dengan indikasi pencegahan Covid-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 untuk orang berusia 18 tahun ke atas.
Vaksin diberikan secara injeksi intramuscular (IM) dengan dosis 0,5 mL untuk 2 (dua) kali penyuntikan dalam rentang waktu 3 (tiga) minggu.
Vaksin ini termasuk dalam kelompok vaksin yang memerlukan penyimpanan pada kondisi suhu khusus, yaitu pada suhu -20 derajat sampai 2 derajat C.
Kepala BPOM, Penny K Lukito mengatakan, sebagaimana proses pemberian EUA pada vaksin Covid-19 sebelumnya, pemberian EUA untuk Vaksin Covid-19 Sputnik-V telah melalui pengkajian secara intensif oleh BPOM bersama Tim Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin Covid-19 dan Indonesia Tenchnical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
Penilaian terhadap data mutu vaksin ini juga telah mengacu pada pedoman evaluasi mutu vaksin yang berlaku secara internasional.
Baca juga: Menkes Sebut Booster Nakes Tak Harus Pakai Vaksin Moderna, Boleh dengan Sinovac
Efikasi dan Efek Samping
Adapun berdasarkan hasil kajian terkait dengan keamanannya, efek samping dari penggunaan Vaksin Covid-19 Sputnik-V merupakan efek samping dengan tingkat keparahan ringan atau sedang.
Hasil ini dilaporkan pada uji klinik Vaksin Covid-19 Sputnik-V (Gam-Covid-Vac) dan uji klinik vaksin lainnya dari teknologi platform yang sama.
“Efek samping paling umum yang dirasakan adalah gejala menyerupai flu, yang ditandai dengan demam, menggigil, nyeri sendi (arthralgia), nyeri otot (myalgia), badan lemas (asthenia), ketidaknyamanan, sakit kepala, hipertermia, atau reaksi lokal pada lokasi injeksi,” jelas Penny.
“Sementara untuk efikasinya, data uji klinik fase 3 menunjukkan Vaksin Covid-19 Sputnik-V memberikan efikasi sebesar 91,6 persen (dengan rentang confidence interval 85,6 persen - 95,2 persen),” lanjut Penny.
Baca juga: Daftar Lokasi Vaksin Pfizer di Jakarta, Kenali Efikasi dan Efek Sampingnya
Sementara itu terhadap sarana produksi vaksin, telah dilakukan inspeksi onsite pada fasilitas produksi Vaksin Covid-19 Sputnik-V di Rusia, yaitu Generium dan Biocad sebagai fasilitas produksi bulk vaksin.
Serta Ufavita sebagai fasilitas fill and finish produk jadi.
Berdasarkan hasil inspeksi, hasilnya telah memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan standar persyaratan mutu vaksin.
Bersamaan dengan penerbitan EUA Vaksin Covid-19 Sputnik-V ini, BPOM juga menerbitkan factsheet yang dapat diacu oleh Tenaga Kesehatan serta factsheet yang dikhususkan untuk masyarakat.
Factsheet tersebut berisi informasi lebih lengkap terkait keamanan dan efikasi vaksin ini dan hal-hal yang harus menjadi kewaspadaan dalam penggunaan vaksin, termasuk monitoring kemungkinan efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dan pelaporannya.
Dengan bertambahnya jenis vaksin Covid-19 yang telah memperoleh EUA, diharapkan dapat semakin membantu Pemerintah untuk menyegerakan tercapainya herd immunity.
“BPOM akan terus mendukung Pemerintah sesuai tugas pokok dan fungsinya dalam pengawasan obat agar masyarakat dapat mengakses vaksin Covid-19 yang telah memenuhi kualifikasi standar yang dipersyaratkan dengan segera,” tegas Penny.
Berita terkait penanganan Covid
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)