TRIBUNNEWS.COM - WHO memantau perkembangan kemungkinan munculnya virus COVID-19 varian baru sejak Senin (30/8/2021).
Organisasi kesehatan dunia tersebut mengumumkan varian baru COVID-19 yang bernama Varian Mu.
Dikutip dari theguardian.com, Varian Mu juga dikenal sebagai B.1.621, ditambahkan ke daftar pantauan WHO setelah terdeteksi di 39 negara.
Virus ini ditemukan memiliki sekelompok mutasi yang membuatnya kurang rentan terhadap vaksin yang diterima kebanyakan orang.
Hal ini disampaikan oleh WHO pada Rabu (1/9/2021).
Menurut berita mingguan WHO, varian tersebut menunjukkan kerentanan terhadap vaksin COVID-19 seperti yang digunakan pada Varian Beta.
Baca juga: Pangdam Jaya Tinjau Sentra Vaksinasi Gamer untuk Generasi Muda di Tangsel
Baca juga: WHO Peringatkan Varian Mu, Tapi Dari Mana Varian Baru Ini Berasal?
Penelitian Masih Berlanjut
Penemuan varian baru ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Varian Mu diindikasi pada awal Januari 2021 di Kolombia, Amerika Serikat.
Ada beberapa laporan kasus mengenai varian baru ini yang mulai menyebar ke berbagai wilayah di dunia.
Di luar daerah Amerika Selatan, kasus ini meliputi wilayah Inggris, Eropa, Amerika Serikat, dan Hong Kong.
Kasus ini dapat naik di sejumlah wilayah Kolombia dan Ekuador sebanyak 39% dan 13%.
Para ilmuwan dan tenaga kesehatan masyarakat ingin mengetahui apakah varian ini lebih menular dari varian COVID-19 sebelumnya yaitu varian Delta.
Banyak yang ingin mengetahui apakah varian Mu ini dapat menyebabkan penyakit baru.