News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Wamenkes: Mutasi Virus Membuat Pandemi Covid-19 Semakin Lama

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan mutasi virus masih menjadi masalah selama pandemi Covid-19 belum berakhir.

Ia mengatakan, semakin panjang pandemi ini maka semakin banyak pula mutasi virus corona.

"Satu problem dalam evaluasi pandemi adalah terjadinya mutasi dari virus. Semakin panjang pandemi berjalan semakin banyak mutasi yang akan terjadi," ujar Dante dalam sambutan pembukaan sentra vaksinasi FKG UI yang disiarkan virtual, Senin (6/9/2021).

Untuk itu, kegiatan vaksinasi menjadi framework penting untuk menurunkan laju penularan Covid-19.

Baca juga: Waspada Covid Varian Baru C.1.2 yang Paling Bermutasi, Dari Afsel Kini Sudah Ada di Inggris dan Cina

Berkaca pada lonjakan kasus yang terjadi pada Juli lalu, satu penyebabnya ditengarai oleh kehadiran virus varian Delta.

"Kalau kita diamkan (pandemi ini) secara biologis natural maka bisa mengadakan mutasi lebih lanjut karena itu harus kita selesaikan program yang kita lakukan adalah melakukan penurunan angka penularan diantara individu salah satunya adalah dengan menggunakan kegiatan vaksinasi," ungkap dia.

Ia mengatakan dari data yang ada, angka kematian yang ada di rumah sakit 94 persen adalah mereka yang belum tervaksinasi.

"Jadi akhirnya kegiatan vaksinasi ini menjadi salah satu gerakan yang penting untuk menjamin bahwa angka kematian akan menurun pada mereka terkena Covid-19," ungkapnya.

Terhitung 5 September kemarin, total lebih dari 100 juta orang telah mengikuti vaksinasi.

Dengan rincian 66,7 juta orang atau sekitar 32 persen telah menerima dosis vaksin pertama.

Dan 38,2 juta orang atau sekitar 18 persen menerima dosis vaksin lengkap (dosis satu dan dua).

Serta 713 ribu orang atau 48,5 persen tenaga kesehatan telah menerima vaksin booster.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini