TRIBUNNEWS.COM - Sekelompok ilmuwan internasional merilis sebuah laporan baru di jurnal medis mengenai suntikan vaksin penguat atau booster Covid-19.
Ilmuwan tersebut di antaranya termasuk ilmuwan top WHO Soumya Swaminathan, Ana-Maria Henao-Restrepo dan Mike Ryan.
Laporan yang diterbitkan di The Lancet pada Senin (13/9/2021) menyimpulkan bahwa vaksin booster tidak diperlukan untuk masyarakat umum.
Menyuntikkan vaksin booster bukan langkah yang tepat untuk menghadapi pandemi Covid-19, terutama varian Delta yang lebih menular.
Meski demikian, para ilmuwan mengakui bahwa beberapa individu, seperti mereka yang mengalami gangguan kekebalan, dapat memperoleh manfaat dari dosis booster.
Baca juga: Studi di Amerika: Vaksin mRNA Covid-19 Tidak Terkait Dengan Keguguran
Adapun untuk melakukan vaksinasi booster, perlu dilakukan analisis yang cermat dari data klinis atau epidemiologis yang terkontrol secara memadai.
"Setiap keputusan tentang perlunya peningkatan atau waktu peningkatan harus didasarkan pada analisis yang cermat dari data klinis atau epidemiologis yang terkontrol secara memadai, atau keduanya, yang menunjukkan pengurangan penyakit parah yang terus-menerus dan bermakna," tulis para ilmuwan, sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Para ilmuwan menambahkan, diperlukan lebih banyak bukti untuk melakukan vaksinasi booster.
Di mana vaksin booster harus benar-benar efektif melawan gejala Covid-19 yang parah di semua varian virus utama termasuk varian Delta.
"Secara keseluruhan, penelitian yang tersedia saat ini tidak memberikan bukti yang kredibel tentang penurunan perlindungan secara substansial terhadap penyakit parah, yang merupakan tujuan utama vaksinasi,” kata penulis utama Ana-Maria Henao-Restrepo.
Baca juga: Daftar Daerah yang Terancam Naik Level PPKM Bila Tak Capai Target Vaksinasi Covid-19
Menurut Ana-Maria Henao-Restrepo, saat ini dosis vaksin harus diprioritaskan kepada orang-orang di seluruh dunia yang masih menunggu vaksinasi.
Jika vaksin didistribusikan di tempat yang tepat, vaksin dapat mempercepat akhir pandemi Covid-19, lanjut Ana-Maria Henao-Restrepo.
"Jika vaksin dikerahkan di tempat yang paling baik, mereka dapat mempercepat akhir pandemi dengan menghambat evolusi varian lebih lanjut," kata Ana-Maria Henao-Restrepo.
Lebih lanjut, pandangan Ana-Maria Henao-Restrepo tersebut bertentangan dengan rencana pemerintah Amerika Serikat.