Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menunda proses persetujuan untuk vaksin virus corona (Covid-19) buatan Rusia, Sputnik V.
Asisten Direktur cabang regional WHO, Jarbas Barbosa mengatakan bahwa proses pembuatan vaksin itu belum memenuhi standar yang diperlukan.
Dikutip dari laman Euro News, Jumat (17/9/2021), Rusia kali pertama mengajukan persetujuan kepada WHO untuk vaksin ini pada Februari lalu, namun belum menerima Daftar Penggunaan Darurat (EUL).
WHO menyampaikan bahwa mereka telah menunda persetujuan vaksin itu hingga inspeksi baru dapat dilakukan di salah satu pabrik tempat Sputnik V diproduksi.
Baca juga: WHO Sebut Kekurangan Vaksin Covid-19 di Afrika Dapat Membawa Dunia Kembali ke Titik Awal
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet menunjukkan bahwa vaksin tersebut memiliki efektivitas mencapai 91,6 persen dalam melawan Covid-19.
Namun dalam akun Twitter resminya, Sputnik V juga mengklaim pada hari Rabu lalu bahwa vaksin tersebut menunjukkan efektivitas 97,2 persen selama kampanye vaksinasi di Belarus.
Baca juga: Cara Download Sertifikat Vaksin Covid-19 dan Scan QR Code di PeduliLindungi
Kendati demikian, baik WHO maupun European Medicines Agency (EMA) menyatakan bahwa mereka masih menunggu data lengkap dari produsen vaksin tersebut.
Berbicara dalam konferensi pers untuk Pan American Health Organization, Barbosa menuturkan permintaan Rusia untuk otorisasi darurat telah ditunda.
"Saat memeriksa salah satu pabrik tempat pembuatan vaksin, mereka menemukan bahwa pabrik ini tidak sesuai dengan praktik manufaktur terbaik dan terbaru. Produsen vaksin perlu mempertimbangkan ini dan membuat perubahan yang diperlukan dan siap untuk inspeksi baru," kata Barbosa.
Saat ini, kata dia, WHO sedang menunggu kabar dari produsen yang menyatakan bahwa pabrik telah memenuhi standar.
Baca juga: Menlu Retno Marsudi: Berbagi Dosis Vaksin Covid-19 Penting Di Tengah Langkanya Pasokan
Perlu diketahui, sebelumnya WHO telah menyuarakan kekhawatiran tentang kemungkinan kontaminasi silang dan tidak memadainya fasilitas pembuatan vaksin Sputnik V, selama inspeksi yang dilakukan di pabrik manufaktur Sputnik V di Ufa.
Pada Juni lalu, perusahaan yang mengelola pabrik itu, Pharmstandard mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa inspeksi sementara WHO 'tidak mengidentifikasi adanya masalah kritis'.
"Kami mengundang WHO untuk inspeksi lagi, kami akan tetap sepenuhnya transparan dan akan melanjutkan proses pra-kualifikasi WHO," kata Pharmstandard.
Pada hari Rabu lalu, Barbosa mengkonfirmasi bahwa Sputnik V harus menunggu persetujuan hingga pemeriksaan baru dapat dilakukan.
"Setiap produsen vaksin yang ingin disetujui oleh WHO harus menyerahkan semua informasi tentang kualitas dan proses pembuatannya. WHO perlu membuktikan bahwa situs, tempat vaksin diproduksi, sesuai dengan praktik terbaik," tegas Barbosa.
Mendapatkan persetujuan dari WHO tentu akan menjadi kesuksesan besar bagi Rusia.
Persetujuan ini juga dapat memfasilitasi perjalanan jutaan warga Rusia yang telah divaksinasi.