TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kasus pembunuhan di Subang hingga kini belum terungkap, namun kecurigaan di antara keluarga mulai terjadi.
Tui Suhartini (55) dan anaknya Amalia Mustika Ratu (23) ditemukan tewas di dalam mobil Alphar di dalam garasi rumahmereka di Dusun Ciseut Kecamatan Jalancagak, Subang, Jawa Barat, 18 Agustus lalu.
Polisi hingga kini terus berusaha mengungkap kasus tersebut.
Setelah Yosef, suami korban mengungkap ada orang memiliki akses keluar masuk rumah di TKP terjawab, kini ada kecurigaan yang mengarah pada Yosef.
Baca juga: Update Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang: Yosef dan Mimin Jalani Tes Kebohongan dari Bareskrim
Menurut pengakuan kakak pertama Tuti, Yeti Mulyati mengatakan pihaknya tak mau menduga-duga pelaku yang telah menghilangkan nyawa adik serta keponakannya tersebut.
Almarhumah Tuti Suhartini merupakan istri pertama Yosef, sedangkan istri keduanya adalah Mimin.
Namun ia menyebutkan sosok yang diakuinya kerap melakukan teror dan penyerangan kepada almarhum adiknya tersebut.
Dikutip dari Tribun Bogor, menurut Tuti, rupanya ia sudah menaruh curiga sejak pertama dikabarkan Yosef.
Baca juga: Apakah Yosef dan Mimin Jujur Kepada Polisi? Bareskrim Periksa Tes Kebohongan
Yeti melihat ada gelagat tak biasa yang ditunjukan Yosef saat mengabarkan kejadian pembunuhan Tuti dan Amalia Mustika Ratu.
Yeti bercerita pada psikolog sekaligus pakar mikro ekspresi, Poppy Amalya.
Menurut Yeti, Yosef pertama kali mengabari Ida, kakak Tuti.
"Kedengeran dia langsung ke Ida, 'Wa wa di rumah berantakan, Amel (Amalia) sama Enung (Tuti) gak ada, diculik. terus saya sekarang mau ke kantor polisi', kata pak Yosef," papar Yeti seperti dikutip TribunnewsBogor.com dari akun Youtube Poppy Amalya.
Baca juga: 3 FAKTA Baru Pembunuhan Ibu dan Anak, Bercak Darah di Jaket hingga Sidik Jari Yosef di Lokasi
Menurut Yeti, saat itu Yosef mengendari motor Scopy.
"Kenceng banget," kata Yeti.
"Motornya kenceng. Dia berhenti sebentar gak turun, 'sekarang mau lapor polisi'," kata Yeti.
Poppu Amalya lantas menanyakan soal penampilan dan pembawaan Yosef saat mengabarkan Ida dan Yeti.
"Tampilannya gimana , panik, takut ?" tanya Poppy.
"Kaya panik," jawab Yeti.
Poppy juga menanyakan soal intonasi suara Yosef saat memberitahu Ida dan Yeti.
"Tinggilah, kaya dibuat-buat kaya gitu, gak tau yah, kenceng ngomongnya, kaya iya, kaya akting, tapi gak tau," kata Yeti.
Yeti mengatakan saat sampai di lokasi pembunuhan Tuti dan Amalia Mustika Ratu, sudah ada garis polisi.
"Saya sama wa Ida udah dulu ke situ, terus Lilis belakangan, tapi udah banyak orang, ada garis TKP gak boleh masuk," kata Yeti.
Yeti menuturkan Yosef ke rumah Ida sebelum ke kantor Polisi.
Saat mendengar kabar dari Yosef, Yeti mengaku sempat histeris hingga jatuh pingsan.
"Karena saya nangis dibopong ke warung, oh ada di dalam gak diculik, langsung saya teriak-teriak. saya belum ke sana," katanya.
Pikiran Yeti saat itu sudah langsung tertuju pada istri muda Yosef, Mimin.
"Saya pikirannya karena dia punya istri muda yang agak gitu, ya matre juga," kata Yeti.
"Berani nyerang, berani neror," timpal Kepala Desa Jalancagak.
Yeti menuturkan Mimin pernah mengirim teror pada adiknya, Tuti.
"Neror ke adik saya, bukan adik saya yang neror ke dia, dia berani lancang mulutnya tuh kasar kalau di hpnya tuh.
kaya 'si Yosef mah ke istri lain ke sia mah', jorang (jorok) kaya gitu lah, bahasanya jorang. Dulu dia (Tuti) yang cerita," kata Yeti.
Saat di lokasi pembunuhan pun, kata Yeti, Yosef justru memasrahkan pengurusan jenazah Tuti dan Amalia Mustika Ratu pada Ketua RT.
"Udah ada di sana, bilangnya ke pak rt, 'pak rt urusin pak rt aja sampai mayitnya urusin aja silahkan'," kata Yeti menirukan ucapan Yosef.
Bantah Miliki Akses ke Rumah
Sebelumnya, Yosef sempat menyebut ada kerabat yang memiliki akses keluar masuk rumah korban.
Ternyata orang yang dimaksud adalah Muhammad Ramdanu alias Danu (21).
Danu merupakan keponakan Tuti yang bekerja sebagai staf tata usaha di Yayasan Bina Prestasi Nasional milik Yosef.
Terkait apa yang dikatakan Yosef, Danu membantah keras tuduhan itu.
Danu menjelaskan, dirinya memang sering mendatangi rumah Tuti.
Namun, kata dia, kedatangannya itu hanya jika dipanggil dan disuruh oleh korban.
"Itu nggak bener, kalau yang terbaru-baru ini mah Danu pegang kunci mah itu yang SMK, bukan kunci rumah. Kalau itu memang Danu nggak pegang sama sekali," katanya, seperti dilansir Tribun Jabar.
Terkait dengan pernyataan Yosef yang menyebut Danu punya akses keluar masuk rumah Tuti, Lilis kakak Tuti turut angkat bicara.
Lilis mengatakan, Danu masuk ke rumah Tuti atas perintah dari Yosef, saat penemuan jenazah keduanya.
Danu masuk ke rumah Tuti sebelum polisi datang.
"Danu itu ditelepon sama Yosef, disuruh masuk ke sana, masuk ke rumah, katanya rumahnya berantakan," kata Lilis, dikutip dari Tribunnews Bogor.
Saat itu, Yosef memerintahkan Danu untuk memeriksa rumah Tuti yang berantakan.
Yosef curiga anak dan istrinya menjadi korban penculikan.
"Perintah, katanya Pak Yosef bi Nung sama Amel ada yang nyulik. Jadi dia (Danu) disuruh masuk sebelum ada polisi."
"Iya masuk disuruh Pak Yosef. Danu lihat-lihat aja, kaget dia lihat katanya berantakan ada darah," papar Lilis. (Tribun Jabar/Tribun Bogor)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kakak Korban Kasus Subang Ungkap Sosok Ini, Berani Meneror dan Menyerang, Yeti; Matre Juga