TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyarankan kepada pemerintah agar melibatkan tokoh agama saat sosialisasi vaksin covid-19.
Sebab, saat ini masih ada beberapa kelompok masyarakat yang menolak untuk divaksin.
"Kadang perlu juga dikombinasi dengan medisnya, sehingga selain dalil-dalil keagamaan, ya ada realita yang dipaparkan fenomena science dan medis itu," ujar Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI KH Cholil Nafis dalam pernyataannya, Rabu(22/9/2021).
Kiai Cholil menyebut ada beberapa kelompok masyarakat dalam menyikapi vaksin Covid-19.
Kelompok pertama, melakukan apapun untuk menghindari pandemi.
Kelompok kedua, tidak mau sama sekali mengikuti vaksinasi karena percaya Covid-19 dari Allah Swt. Sehingga, kelompok itu tidak melakukan upaya-upaya sebagai manusia.
Baca juga: Menjelang Libur Akhir Tahun, Pemerintah Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19
"Nah, yang MUI dorong adalah bagaimana kita melakukan upaya-upaya medis science dengan cara vaksinasi, tapi secara bersamaan kita juga menyandarkan kepada Allah Yang Maha Kuasa yang Maha Bijaksana, dan yang punya segalanya termasuk pandemi ini adalah milik Allah SWT," ucap Kiai Cholil.
MUI kata Kiai Cholil sudah memiliki gerakan nasional penanggulangan pandemi covid-19 dan dampak ekonominya.
"Kami bukan hanya sosialisasi, kita melakukan vaksinasi di kantor MUI, vaksinasi di pesantren, vaksinasi di rumah ibadah, kami lakukan itu, tentu dengan keterbatasan kemampuan dan tenaga yang ada di MUI," jelasnya.
Kemudian, kata dia, MUI juga secara berkala melakukan sosialisasi melalui daring. "Bagaimana menanggulangi pandemi ini dan bagaimana protokol kesehatan dan juga termasuk vaksinasi," ujar Kiai Cholil.
MUI lanjutnya juga terus mensosialisasikan 12 fatwa pengendalian pandemi covid-19 melalui media massa dan media sosial. Di awal-awal program vaksinasi berjalan, MUI juga mengadakan vaksinasi di kantor MUI.
"Itu pertanda kita mengajak umat untuk vaksinasi," kata Kiai Cholil.
Untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi, Kiai Cholil mengatakan, pemanfaatan rumah ibadah, simpul-simpul masyarakat seperti majelis taklim, pondok pesantren, lembaga pendidikan, perguruan tinggi, dan sekolah juga perlu dimaksimalkan.
"Itu bisa jadi tempat vaksinasi. Sehingga tercapai target vaksinasi 70%. Karena negara kita spiritnya adalah beragama, Ketuhanan Yang Maha Esa, perlu sentuhan-sentuhan keagamaan dan keyakinan," ujar dia.(Willy Widianto)