News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Lestarikan Tradisi Ya Qowiyyu, Airlangga Tinjau Vaksin Berbasis Pesantren di Klaten

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyempatkan mengunjungi vaksinasi berbasis pondok pesantren (Ponpes) di Ponpes Al-Manshurin, Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (24/9/2021).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyempatkan mengunjungi vaksinasi berbasis pondok pesantren (Ponpes) di Ponpes Al-Manshurin, Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (24/9/2021).

Setelah kunjungan tersebut, Airlangga akan membagikan kue apem dalam tradisi Ya Qowiyyu, yang masih menjadi rangkaian Haul Ki Gribig.

"Kami mendorong percepatan vaksin berbasis pesantren, salah satunya seperti yang dilakukan Pesantren Al Manshurin," kata Airlangga.

Ia mengatakan secara nasional positif rate di Indonesia di bawah lima persen, sebagaimana standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan kasus harian rata-rata 5.000 kasus. 

Menurut Airlangga, keberhasilan rakyat Indonesia dalam menekan Covid-19 bergantung pada penerapan protokol kesehatan dan gencarnya vaksinasi.

Sementara itu, politisi Golkar yang juga anggota Komisi VI DPR RI Singgih Januratmoko, kunjungan Airlangga Hartarto untuk menyaksikan vaksinasi berbasis pesantren, sekaligus menyerahkan ambulans untuk Ponpes Al Manshurin dari program Corporate Social Responsibility (CSR) BNI. 

Dalam program vaksinasi tersebut, masyarakat dan santri di sekitar Ponpes Al Manshurin mendapat 400 dosis pertama vaksin Sinovac. 

Baca juga: Indonesia Terus Suarakan Kesetaraan Vaksinasi Covid-19

“Vaksinasi massal berbasis pondok pesantren, kerja sama antara Ponpes Al-Manshurin binaan DPD LDII Klaten dan Yellow Clinic,” ujar Singgih Januratmoko.

Ia mengatakan, pondok pesantren merupakan entitas yang unik. Ada ratusan santri bahkan ribuan, yang berkumpul dalam asrama. 

Santri-santri ini berinteraksi dengan masyarakat di sekitar pondok pesantren untuk memenuhi kebutuhan mereka.

“Hubungan memutar perekonomian di sekitar pesantren, sehingga terbentuklah kampung-kampung yang memiliki usaha yang berkaitan dengan kebutuhan para santri,” ujar Singgih.

Menurutnya, pada awal pandemi, ketika pesantren-pesantren diliburkan mengakibatkan turunnya perekonomian di sekitar pesantren.

“Untuk kembali memutar roda perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat, maka santri dan warga sekitarnya harus divaksin untuk membangun herd immunity,” ujar Singgih. 

Menurut Singgih, vaksin Covid-19 dosis pertama yang diperuntukkan bagi santri dan warga mencapai 300 dosis. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini