TRIBUNNEWS.COM - Berikut update kasus Corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat pada Jumat (24/9/2021).
Hari ini terdapat penambahan kasus virus corona sebanyak 2.557 kasus.
Penambahan kasus baru itu menjadikan total kasus Covid-19 di Indonesia kini menjadi 4.204.116 kasus.
Hal tersebut berdasarkan data dari laman resmi covid19.go.id.
Baca juga: Kemendikbudristek Bakal Integrasikan Data Covid-19 di Sekolah ke Aplikasi PeduliLindungi
Kabar baiknya, sebanyak 4.607 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh.
Jumlah pasien sembuh diketahui bertambah menjadi 4.017.055.
Sementara itu, pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 bertambah sebanyak 144 pasien.
Sehingga, total pasien yang meninggal dunia karena Covid-19 menjadi 141.258.
Penambahan kasus tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga: Jokowi: Kita Cukup Berhasil Dapatkan Vaksin Covid-19 yang Diperebutkan 220 Negara
Indonesia Terus Suarakan Kesetaraan Vaksinasi Covid-19
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia terus mendorong kesetaraan akses vaksin bagi semua negara di dunia.
Ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk mengatasi pandemi secara global.
“Presiden mengatakan pemulihan ekonomi hanya dapat dilakukan jika kita dapat mengatasi pandemi secara bersama, dan pandemi hanya dapat diatasi jika kita dapat mempersempit ketimpangan akses terhadap vaksin,” ujar Retno saat menerima kedatangan vaksin Covid-19 secara virtual yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (24/09/2021).
Pada Pertemuan tingkat tinggi dunia Global COVID-19 Summit yang digagas oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden Jokowi, kata Retno juga menyuarakan hal yang sama, yakni mendorong peningkatan kerja sama dalam penanganan Pandemi Covid.
Baca juga: Rerie: Ledakan Positif Covid-19 Masih Rawan Terjadi, Disiplin Prokes di Keseharian Harga Mati
“Presiden Republik Indonesia di dalam Global Summit to End COVID-19 Pandemic mengatakan, ketimpangan vaksin antarnegara harus diatasi melalui COVAX Facility, kerja sama dose-sharing, dan akses yang merata terhadap vaksin harus ditingkatkan,” ungkap Menlu.
Pertemuan ini bertujuan untuk menggalang dukungan dan melakukan rencana aksi yang nyata guna mewujudkan ketersediaan tambahan tujuh miliar dosis vaksin pada akhir tahun ini dan tujuh miliar dosis berikutnya pada pertengahan tahun 2022.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden RI juga menekankan bahwa politisasi dan nasionalisme vaksin harus diakhiri.
“Solidaritas dan kerja sama, menurut Presiden, merupakan kunci untuk dunia keluar dari pandemi, pulih bersama,” kata Retno.
Baca juga: Kasus Covid-19 Aktif Warga Sekolah, Kemendikbudristek: Guru 222 Orang dan Siswa 156 Orang
Lebih lanjut Menlu menyampaikan, kesenjangan akses terhadap vaksin telah menjadi perhatian dunia saat ini.
Menlu mengungkapkan, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam Sidang Majelis Umum PBB menyoroti di saat sebagian negara memiliki kelebihan vaksin, sebagian negara lainnya tidak memiliki vaksin.
“Diibaratkan oleh Sekjen [PBB] bahwa kita lulus tes dalam sains tetapi kita mendapat nilai F dalam etika. Ini pernyataan tajam yang disampaikan Sekjen PBB untuk mengungkapkan kegelisahannya terkait kesenjangan akses terhadap vaksin,” pungkasnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Taufik Ismail)