Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa ahli memerhatikan titik lengah pada saat pembelajaran tatap muka (PTM) yang diselenggarakan di beberapa sekolah.
Salah satunya adalah saat peserta didik berinteraksi bersama keluarga di rumah. Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro.
Ia pun kembali mengingatkan bahwa Bidang Perubahan Penanganan Satgas Covid-19 sudah menerbitkan panduan orangtua dalam PTM.
Utama sekali, pada panduan tersebut menyatakan PTM yang diberlakukan pada daerah yang PPKM bukan level 4.
Selain itu, PTM melibatkan banyak unsur. Tidak hanya keluarga, orangtua dan anak peserta didik. Tapi juga guru dan manajemen sekolah. Serta komunitas atau warga sekitar sekolah.
Reisa pun mengatakan jika ada satu tips bisa dipelajari dalam panduan ini ketika sudah siap memutuskan anak ikut PTM.
Baca juga: Tiga Minggu PTM, 25 Pelajar SMP Kota Tangerang Terpapar Covid-19
Baca juga: Puan Tinjau Vaksinasi di Sekolah, Siswa Senang Bisa Kembali PTM
"Seluruh orangtua dan seluruh keluarga wajib untuk memastikan anak dalam keadaan fit dan sehat untuk mengikuti pembelajaran sekolah," ungkapnya secara virtual melalui kanal YouTube FMB9ID, Kamis (30/9/2021).
Selain itu orangtua juga harus memberikan sarapan bergizi. Memeriksa suhu tubuh anak dan memastikan anak tidak sedang demam atau batuk pilek. Atau sakit tenggorokan dan sesak napas.
"Intinya kalau anak sakit jangan paksakan bersekolah," pungkasnya.
Kemudian pastikan anak dapat memakai masker sesuai standar yang dianjurkan. Gunakan masker medis atau masker kain yang memiliki empat lapis.
Reisa pun mengatakan akan lebih baik jika anak mau menggunakan masker double. Selain itu saat berangkat sekolah, anak harus membawa seperangkat alat prokes.
Di antaranya seperti masker cadangan, sanitizer, sabun cuci tangan bahkan tisu kering dan basah jika diperlukan. Ia pun menyarankan agar anak dilatih memakan bekal di kelas sendirian dalam waktu yang tidak terlalu lama.
"Alat perangkat sekolah sebaiknya di bawa sendiri dari rumah. Mulai biasakan antar jemput anak dari rumah dan sekolah. Agar risiko tertular dapat ditekan," katanya lagi.