News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Molnupiravir, Obat Asal AS yang Diklaim Cegah Kematian Akibat Covid-19, Inii Fakta-faktanya

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto selebaran ini diperoleh 26 Mei 2021, atas izin perusahaan Farmasi Merck, menunjukkan kapsul obat antivirus eksperimental Molnupiravir. Merck mengatakan pada 1 Oktober 2021, pihaknya akan meminta otorisasi di AS untuk molnupiravir untuk Covid-19, setelah pil tersebut menunjukkan hasil yang meyakinkan dalam uji klinis.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pil antivirus Molnupiravir diklaim mampu mencegah kematian akibat Covid-19 hingga 50 persen.

Temuan ini pertama diumumkan pada Jumat (1/10). Obat antiviral ini dikembangkan oleh perusahaan Merck dan Ridgeback, Amerika Serikat.

Baca juga: Mengenal Molnupiravir yang Dianggap Bisa Sembuhkan Pasien Covid-19

Baca juga: Sertifikat Vaksin Covid-19 Tidak Muncul di Aplikasi PeduliLindungi, Bisa Klik Link SMS di 1199

Guru Besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, sejak tahun lalu banyak dibicarakan tentang obat Covid-19.

"Ada berbagai obat yang tadinya dianggap menjanjikan, tetapi sesudah dilakukan penelitian mendalam, antara lain dalam bentuk Solidarity Trial. WHO di puluhan negara maka obat-obat itu ternyata tidak terbukti memberi manfaat yang bermakna," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (4/10/2021).

Berikut fakta terkait Molnupiravir yang dirangkum oleh mantan direktur WHO Asia Tenggara ini :

Prof Tjandra Yoga Aditama - Guru Besar FKUI & Universitas YARSI.  - Mantan Direktur Penyakit Menular WHO SEARO dan Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit & Kepala Badan Litbangkes Kemenkes RI (HO/TRIBUNNEWS)

1. Tunjukkan 50 Persen Cegah Kematian

Dari hasil penelitian interim menunjukkan penurunan sebesar 50 persen angka perawatan di rumah sakit serta juga mencegah kematian akibat Covid-19, pada pasien derajat ringan dan sedang.

Datanya menunjukkan 7.3 persen pasien (28 orang) yang mendapat molnupiravir (385 orang) dirawat di rumah sakit sampai hari ke 29 penelitian.

Sementara itu, pada mereka yang tidak mendapat Molnupiravir, artinya dapat plasebo saja (377 orang) ada 53 orang (14.1 persen) yang harus masuk RS, jadi sekitar dua kali lipat lebih banyak.

Baca juga: POPULER Internasional: Rodrigo Duterte Mundur dari Dunia Politik | Obat Molnupiravir untuk Covid-19

Baca juga: Ashanty Mulai Jalani Pola Hidup Sehat Agar Tak Ketergantungan Pada Obat Autoimun

Selain data masuk Rumah Sakit pada mereka yang tidak dapat Molnupiravir ada 8 orang yang meninggal, sementara yang dari yang mendapat molnupiravir memang tidak ada yang meninggal sampai hari ke 29 penelitian ini dilakukan.

Sample penelitiannya adalah Covid-19 ringan dan sedang, dengan onset gejala paling lama 5 hari (tadinya pernah di rancang utk 7 hari lalu diturunkan menjadi 5 hari)

2. Ampuh Melawan Varian Baru Gamma, Delta, dan Mu

Data juga menunjukan 40 persen sampelnya, memiliki efikasi yang konsisten pada berbagai varian yang ditemukan, yaitu Gamma, Delta, dan Mu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini