Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) dr Lia G Pratakusuma meminta rumah sakit di seluruh Indonesia tetap waspada, kendati angka kasus Covid-19 turun.
Ia mengatakan BOR atau ketersediaan tempat perawatan Covid-19 di Rumah Sakit rata-rata sudah dibawah 10 persen.
Namun, tidak berarti hal itu menjadi euforia dan lengah.
Karena pihaknya memantau angka kematian kurvanya masih naik turun antara 2 hingga 3 persen.
"Walaupun kita dari segi angka kelihatan penurunan, tapi kami di rumah sakit punya kewaspadaan tinggi," kata dr Lia dalam dialog produktif FMB9, Selasa (12/10/2021).
Pada Oktober-November, Persi juga sudah membuka pelayanan pasien non Covid-19, yakni pasien yang sudah cukup lama menunggu kapan waktu yang baik untuk ke RS.
Baca juga: Kasus Covid-19 Turun, Satgas Minta Rumah Sakit Tetap Siaga
Menurutnya saat ini tugas rumah sakit adalah bagaimana memilah pasien non covid aman di berada di rumah sakit.
"Jadi ada 2 alur yang beda. Pasien Covid pun masih ada," ujarnya.
Kendati kondisi sudah tenang, namun pihaknya di Persi menginstruksikan kepada semua rumah sakit untuk tetap siaga.
Baca juga: Pemerintah Ingatkan Masyarakat Tetap Waspada, Tak Euforia Penurunan Kasus Covid-19
Tetap menyiapkan porsi tempat tidur untuk pasien covid, hingga tetap menjaga standar infeksi dan non infeksi.
"Ini disiapkan betul dan selalu mendeteksi bila ada kasus yang mau masuk rumah sakit ternyata positif. Ini yang harus kita lakukan sehingga pengobatan juga sesuai," ujarnya.
Lia berujar salah satu pekerjaan tambahan bagi dunia kesehatan saat ini adalah mendeteksi kemungkinan adanya varian baru.
Rumah sakit saat ini diwajibkan mengirimkan sampel ke lab yang ditunjuk pemerintah bila ditemukan pasien dengan gejalanya berat sekali, atau penularannya cepat.
Baca juga: PPKM Level 3 di Jakarta Berlangsung Lama, Satgas Covid-19 Ungkap Alasannya
Atau pasien yang sudah divaksin, namun masih terpapar Covid-19 dan gejalanya berat, agar tepat pengobatan dan penanganannya.
"Selain 3 T, kami juga mendapat instruksi untuk mencari variannya. Bila kita tahu ada pasien yang gejalanya berat sekali, atau penularannya cepat, atau sudah divaksin masih kena dan gejalanya berat, kita kirim sampel ke lab yang ditunjuk pemerintah untuk dilakukan pendeteksi terhadap mutasi varian dari virus. Ini yang harus diantisipasi," ujarnya.