TRIBUNNEWS.COM - Berikut data terbaru kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia, Selasa (19/10/2021).
Berdasarkan data di laman Covid19.go.id pukul 17.22 WIB, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia bertambah 903 pasien.
Adapun total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia hari ini yakni 4.236.287 pasien.
Pada Senin (18/10/2021), total kasus positif Covid-19 sebanyak 4.235.384 pasien.
Lalu, ada penambahan pasien sembuh pada hari ini sebanyak 1.530 orang.
Total pasien yang sembuh menjadi 4.076.541 di seluruh Indonesia.
Sehari sebelumnya, total pasien yang sembuh sebanyak 4.075.011 orang.
Baca juga: PDPI Upayakan Penanganan Penyintas Long Covid-19 dapat Ditanggung BPJS
Baca juga: Penularan COVID-19 Meningkat di Sekolah yang Guru dan Muridnya Tidak Pakai Masker
Kemudian, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam 24 jam terakhir sebanyak 50 orang.
Total ada 143.049 orang yang dinyatakan meninggal dunia hingga hari ini.
Pada Senin kemarin, total sebanyak 142.999 pasien Covid-19 meninggal dunia.
Pergeseran Hari Libur Bentuk Keseriusan Pemerintah Tangani Covid-19
Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk mengubah Hari Libur Nasional Maulid Nabi Muhammad SAW dari yang seharusnya jatuh pada 19 Oktober menjadi 20 Oktober 2021.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menjelaskan, pertimbangan pemerintah menggeser Hari Libur Nasional Maulid Nabi Muhammad SAW yakni untuk menghindari masa libur panjang dan mencegah pergerakan massa yang besar.
Ia mengatakan, apabila hari libur tetap pada 19 Oktober, maka ada celah 'hari kejepit' di hari Senin.
"Sehingga jika liburnya tetap di hari Selasa, maka akan banyak orang yang memanfaatkan hari Senin untuk izin tidak masuk," ujarnya di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (17/10/2021), dikutip dari laman Kemenko PMK.
Baca juga: Strategi Vaksinasi, Obat Covid-19, dan Prokes Ketat Menjadi Kunci Turunkan Pandemi Jadi Endemi
Baca juga: Hasil Riset: Efektifitas Vaksin Covid-19 Bisa Berkurang Pada Pasien Kanker
Muhadjir mengungkapkan, dari pengalaman- pengalaman sebelumnya, setiap terjadi libur panjang akan diikuti pergerakan orang dalam jumlah besar dari satu tempat ke tempat yang lain.
Dengan demikian, hampir dipastikan hal itu akan diikuti dengan kenaikan kasus Covid-19.
Ia mengakui, saat ini kasus Covid-19 memang telah melandai.
Namun, menurutnya, dengan kasus yang sudah turun ini akan membuat pemerintah lebih waspada dan lebih fokus untuk mencegah penambahan jumlah kasus-kasus baru.
"Kita tidak ingin main-main lagi, karena kita sudah pengalaman setiap kasus sudah turun kita membiarkan libur panjang tanpa adanya intervensi kebijakan, itu akan diikuti dengan kenaikan kasus," jelasnya.
Baca juga: Gara-gara Pandemi Covid-19, Kasus Psikosis Meningkat di Inggris
Baca juga: Migran dan Pengungsi Rentan Terpapar Covid-19, WHO Terbitkan Panduan Vaksinasi Khusus
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyatakan, bukan kali ini saja pemerintah menggeser hari libur keagamaan di tengah pandemi Covid-19.
"Jadi memang bukan kali ini saja kan kita menggeser hari libur, untuk menghindari orang yang memanfaatkan hari 'kejepit' untuk berpergian," ujarnya.
Ia mengutarakan, pergeseran hari libur nasional sebagai antisipasi di tengah pandemi yang sudah cukup melandai.
Hal itu, kata dia, untuk mencegah lonjakan kasus seperti yang terjadi di India.
"Walaupun sudah rendah kita antisipatif. India ketika kasus sudah landai, kemudian terjadi kelonggaran-kelonggaran."
"Bahkan, ada acara keagamaan dengan pergerakan orang yang sangat besar akhirnya kasus Covid-19 kembali naik. Kita tidak ingin terulang," pungkas Ma'ruf Amin.
(Tribunnews.com/Nuryanti)