Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Stok vaksin yang terbatas membuat pemerintah perlu menyiapkan strategi.
Salah satunya menerapkan prioritas penerima vaksin.
Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi.
"Dalam distirbusi vaksin pertama kita utamakan Jawa-Bali karena 60-80 persen kasus konfirmasi positif,"paparnya dalam seminar virtual yang diselenggarakan Prakarsa, Kamis (21/10/2021).
Nadia pun menyebutkan jika gelombang kedua dengan total kasus 54 ribu orang sebagian besar berasal dari Jawa-Bali.
Setelahnya meningkat berpindah ke luar Jawa-Bali.
Karenaya pemerintah, kata Nadia harus menyelesaikan pulau Jawa-Bali terlebih dahulu. Agar mencegah penularan kasus lebih besar.
Namun Nadia mengatakan jika bukan berarti daerah lain tidak mendapatkan vaksinasi. Masyarakat di luar Jawa-Bali tetap menerima vaksin.
"Kemudian 60 persen vaksin pergi Jawa-Bali. Karena ini dibereskan, sedangkan 40 persen ke kota lainnya. Ini semuanya sebanyak 514 kabupaten dan kota mendapatkan vaksin tersebut," katanya lagi.
Baca juga: Siti Nadia Tarmizi Tanggapi Informasi Keterbatasan Vaksin Covid-19 di Wilayah 3T
Setelah pulau Jawa-Bali, yang menjadi prioritas pemerintah dalam percepatan vaksinasi adalah, wilayah aglomerasi. Hal ini dikarenakan laju penularan disumbangkan dari wilayah tersebut.
Pemerintah sendiri memberikan jaminan bahwa akan menyediakan vaksin untuk 208 juta masyarakat Indonesia. Yang terpenting, adalah tetap menjaga semangat masyarakat melakukan vaksinasi.
"Yang penting kita bersama-sama tetap menyakinkan masyarakat, ditengah animo dan antusiasme besar ini bahwa vaksin tersedia. Tidak perlu takut mendapatkan vaksin, bukan berarti vaksin tidak ada," ujarnya.