TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah telah mengumumkan adanya peningkatan kasus Covid-19 di 105 Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.
Wilayah yang alami kenaikan kasus, seperti di Maluku Utara tiga minggu yang lalu, di Papua Barat, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Utara dua minggu yang lalu.
Kemudian, di Gorontalo, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tenggara pada minggu kemarin.
Meski demikian, kondisi pandemi Covid-19 masih terkontrol secara baik.
Namun, masyarakat diimbau untuk tak lengah dan tetap waspada.
Baca juga: Nadiem Makarim Minta Vaksinasi Guru dan PTM Terbatas di Sumatera Utara Ditingkatkan
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta agar para kepala daerah berhati-hati dan mewaspadai kenaikan kasus Covid-19 sekecil apapun di daerahnya.
“Meskipun kecil merangkak naik, tetap harus diwaspadai."
"Artinya apa? Kenaikan itu ada meskipun kecil.
"Oleh sebab itu, saya minta Gubernur, Pangdam, Kapolda mengingatkan kepada Bupati, Wali Kota, kepada Kapolres dan juga Dandim, Danrem agar tetap meningkatkan kewaspadaan, memperkuat tracing dan testing, dan juga tes betul-betul kontak eratnya dengan siapa,” kata Presiden saat memberikan pengarahan kepada para kepala daerah se-Indonesia secara virtual, dikutip Tribunnews.com dari setkab.go.id.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menjelaskan perkembangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Dalam keterangannya, kondisi situasi Covid-19 di Indonesia dan Jawa-Bali masih terkendali.
"Penerapan PPKM yang dilakukan terus oleh Pemerintah dan dilakukan evaluasi tiap minggunya masih terus berada pada kondisi yang cukup baik."
"Hari ini, situasi pandemi Covid-19 tetap terkendali pada tingkat yang makin jauh membaik," tutur Luhut dalam konferensi pers perkembangan PPKM, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Sekretariat Kabinet RI, Selasa (26/10/2021).
Lebih lanjut, Luhut mengungkapkan kasus Covid-19 di Jawa-Bali turun hingga 98,9 persen.
"Kasus Covid-19 Indonesia dan Jawa-Bali masing-masing telah turun hingga 98,9 persen dari kasus puncaknya 15 Juli lalu," tuturnya.
Meski demikian, kata Menko Marves, Presiden mengingatkan agar terus waspada dan berhati-hati akan datangnya gelombang selanjutnya.
Hal itu, berkaitan dengan adanya peningkatan kasus di 105 Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.
Ia juga mengatakan, terkadang langkah-langkah yang diambil dianggap ketat, namun Pemerintah tidak mempunyai pilihan.
Sehingga, perlu dilakukan untuk menekan lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.
Saat ini, pemerintah juga terus melakukan proses vaksinasi.
Terutama, untuk lansia karena kasus kematian rata-rata lansia dan komorbid serta yang belum divaksin.
Kemudian, Luhut juga mengungkapkan, pengawasan selama PPKM tetap harus ditingkatkan.
Manajemen pengawasan yang baik menjadi kunci utamanya.
Ia mengimbau agar masyarakat tidak boleh lengah karena kasus yang rendah.
"Banyak negara yang lain, seperti negara-negara Eropa yang naik signifikan meski vaksinasi tinggi," ungkap Luhut.
"Belajar dari kenaikan kasus negara lain, tidak boleh mengendorkan penerapan protokol kesehatan," imbuhnya.
Baca juga: Menkes Targetkan 300 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Disuntikkan hingga Akhir Tahun
Perkiraan Lonjakan Kasus Covid-19
Peningkatan mobilitas diperkirakan terjadi pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Berdasarkan hasil survei Balitbang Kemenhub, Jawa-Bali yang diperkirakan melakukan perjalanan sekitar 19,9 juta dan Jabodetabek 4,45 juta.
Peningkatan pergerakan penduduk ini tanpa pengaturan protokol kesehatan yang ketat akan meningkatkan kasus.
Presiden pun memberikan pengarahan yang tegas agar tidak terjadi peningkatan kasus.
Masih mengutip Setkab.go.id, Presiden RI Joko Widodo mengingatkan seluruh kepala daerah untuk mengelola dan mengatur libur Natal dan tahun baru yang berpotensi menimbulkan peningkatan kerumunan dan mobilitas masyarakat, seperti mudik.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, libur Natal dan Tahun Baru menyebabkan peningkatan penyebaran Covid-19 yang tidak kecil.
“Saya minta betul-betul agar dikelola, diatur, sehingga Natal dan Tahun Baru ini berjalan dengan tidak ada kerumunan,” katanya.
6 Strategi Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19
Berikut ini enam strategi antisipasi lonjakan kasus Covid-19:
Pertama, memastikan pelonggaran aktivitas diikuti pengendalian lapangan yang ketat.
Hal tersebut, diamaksudkan agar masyarakat tidak menyikapi penurunan level PPKM dengan euforia yang berlebihan.
Kedua, meningkatkan laju vaksinasi untuk kelompok lanjut usia.
Terutama di wilayah aglomerasi dan pusat pertumbuhan ekonomi.
Ketiga, mendorong percepatan vaksinasi anak agar imunitas anak sudah terbentuk ketika musim libur tiba.
Keempat, menertibkan mobilitas pelaku perjalanan internasional dengan aturan protokol kesehatan yang ketat, terutama ke Bali.
Kelima, memperkuat peran pemerintah daerah dalam mengawasi kegiatan dan mengedukasi warga.
Terutama tentang rincian protokol kesehatan yang harus dijalankan.
Keenam, terus meningkatkan kampanye protokol kesehatan untuk meningkatkan kedisiplinan masyarakat, sebagaimana dilansir Covid19.go.id.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS)
Simak berita lainnya terkait Virus Corona