Lebih lanjut Noel meminta harga tes PCR diturunkan karena sangat membebani masyarakat.
"Jujur saja banyak keluhan yang masuk, ini sangat membebani masyarakat," kata dia.
Menurut dia harga PCR saat ini antara Rp 400 ribu sampai Rp 1 juta.
Harga tes PCR tersebut hampir sama dengan harga tiket pesawat jarak dekat.
Oleh karena itu sangat kontradiktif apabila, pemerintah ingin menggeliatkan ekonomi, namun disatu sisi malah membebani masyarakat dengan harga tes PCR yang tinggi.
"Harga PCR tarifnya Rp 400 ribu sampai Rp 1 juta lebih ,mungkin harga ini tak seberapa buat pejabat sekelas menteri dan kepala satgas tetapi ini sekali lagi sangat berat buat rakyat," katanya.
Baca juga: Relawan Jokowi Minta Aturan PCR Jadi Syarat Terbang Direvisi: Ada Aroma Bisnis dari Keputusan Ini
Noel mewajarkan banyak masyarakat yang protes dengan penerapan kewajiban tes PCR.
Masyarakat bukan tidak mau tes PCR, melainkan harganya yang mahal.
"Rakyat bukannya tidak mau di atur, yang menjadi persoalan adalah mahalnya harga PCR," katanya.
Noel meminta jajaran Kementerian mengevaluasi kebijakan tes PCR tersebut.
Apakah itu Kementerian Dalam Negeri ataupun Kementerian Kesehatan.
Jangan sampai menurutnya muncul dugaan adanya mafia kesehatan yang memanfaatkan situasi Pandemi untuk kepentingan pribadi.
"Kenapa di saat rakyat sedang susah ada aja pejabat yang bermain main dengan penderitaan rakyat ya, saat presiden Jokowi bekerja tanpa henti, buat rakyat dan bangsa ini ironisnya ada pejabat sekelas menteri malah mencari peluang bisnis di tengah pandemi," katanya.
Baca juga: Syarat Penerbangan Lion Air Terbaru selama PPKM, Wajib Tes PCR dan Vaksin Minimal Dosis 1
Pihaknya kata Noel akan menggugat Instruksi Mendagri tersebut ke PTUN Jakarta.