Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan vaksinasi harus dirasakan merata dan setara di seluruh penjuru dunia.
Hal tersebut diungkapkan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr Reisa Broto Asmoro.
Reisa menyebutkan situasi penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia terus membaik.
Pada 28 Oktober 2021, jumlah kasus harian di Indonesia tercatat tidak sampai 100 kasus per hari.
Bahkan, sejak 15 Oktober 2021, konfirmasi harian sudah tercatat di bawah 1.000 kasus.
Penurunan kasus baru mingguan secara umum mencapai 23 persen.
Sementara itu, jumlah kematian menurun 16 persen dibandingkan pekan sebelumnya.
Baca juga: Dalam KTT G20, Putin Desak Negara-negara Percepat Langkah Saling Mengakui Vaksin Covid-19
Kasus aktif di Indonesia pun kini berada di bawah 1 persen.
Di tengah perkembangan baik ini, lonjakan kasus masih terjadi di beberapa negara di dunia.
Masyarakat Indonesia sebagai bagian dari warga dunia harus tetap prihatin dan mendoakan agar situasi di negara lain dapat segera membaik.
Ia menututkan, pandemi akan berakhir jika pandemi di seluruh dunia juga berhenti.
"Sebagaimana kita berprinsip bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, maka merdeka dari pandemi Covid-19 adalah hak semua warga bangsa di dunia,” kata Reisa.
Baca juga: Gelombang Ketiga Covid-19 Bisa Dicegah Jika Masyarakat Konsisten Bermasker
Sebagai Ketua G-20 selama setahun ke depan, Presiden Joko Widodo akan mengumandangkan ajakan Recover Together, Recover Stronger atau ‘Pulih Bersama, Pulih untuk Menjadi Lebih Kuat’.
Presiden mengajak semua negara maju bekerja bersama memastikan akses terhadap vaksin Covid-19 merata dan memerangi Covid-19 bersama-sama, dengan memastikan perawatan serta pencegahan dilakukan semua.
Reisa juga menjelaskan, pemerintah tetap memprioritaskan lansia untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
Pemerintah terus mendorong pemerintah daerah dan TNI/Polri untuk mengevaluasi vaksinasi lansia di daerahnya, serta menemukan pendekatan yang tepat terhadap lansia di wilayah masing-masing.
“Perlu kita ingat, bahwa kelompok lanjut usia memiliki faktor risiko hingga 60 kali lipat lebih berat dibandingkan kelompok usia muda," jelas dr Reisa.
Baca juga: Vaksin Covid: Negara-negara mana saja yang memvaksinasi anak-anak selain Indonesia?
Dari 21,5 juta lansia, angka penerima suntikan pertama vaksin Covid-19 masih berada di bawah 40 persen.
Sementara lansia yang telah mendapatkan dosis lengkap saat ini masih kurang dari seperempat jumlah target vaksinasi.
Hal ini perlu menjadi perhatian bersama, karena kelompok lansia masih dibayangi risiko tertular Covid-19 dan dapat menderita gejala yang berat, bahkan long Covid atau post Covid syndrome.
“Untuk memastikan kita semua aman. Karena no one is safe until everyone is safe. Tidak ada yang aman sampai semua orang aman,” kata Reisa.