"Saat ini, strain telah ditemukan di beberapa negara lain, tetapi tidak menjadi dominan," Dr Roselyn Lemus-Martin, ahli biologi molekuler dan sel dari Universitas Oxford.
"Mungkin kita melihat situasi yang mirip dengan varian Lambda, pada awalnya, orang-orang khawatir tetapi akhirnya kehadirannya berkurang di tempat-tempat seperti AS atau Inggris," tambahnya.
Ahli epidemiologi WHO, Maria Van Kerkhove pada awal Oktober ini mengatakan varian Delta sejauh ini masih yang paling mendominasi secara global.
"Delta dominan, tetapi Delta berkembang," katanya, menambahkan bahwa semakin banyak virus beredar, semakin besar peluangnya untuk bermutasi.
Apakah AY.4.2 lebih menular dari varian Delta?
Dr Patrick Tang, Kepala Divisi Ilmu Patologi di Sidra Medicine di Qatar menyebut belum jelas apakah AY.4.2 lebih menular atau dapat mengurangi antibodi dari vaksin.
Ahli memperingatkan bahwa penyebaran varian baru Covid-19 dipicu sejumlah faktor, salah satunya kebijakan protokol kesehatan dari pemerintah dan kepatuhan dalam menjalankannya.
Lemus-Martin mengatakan, penyebaran AY.4.2 belum jelas penyebabnya apakah terkait hal biologis atau kondisi epidemiologis di Inggris.
"Di Inggris, langkah-langkah melawan Covid-19 saat ini sangat longgar, praktis mereka tidak mengikutinya lagi, dan kami tidak tahu apakah itu mungkin menjadi alasan penyebarannya," tambahnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)