TRIBUNNEWS.COM - Para ahli di seluruh dunia tengah menyelidiki mutasi baru Covid-19 varian Delta, AY.4.2, yang sudah menyebar di puluhan negara.
Penyelidikan tersebut terkait kemungkinan varian AY.4.2 lebih menular dari jenis aslinya.
Adapun, varian baru AY.4.2 telah terdeteksi di 42 negara dan sebagian besar penyebarannya terjadi di Inggris.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), peningkatan kasus akibat varian ini telah diamati sejak Juli 2021.
"Peningkatan AY. 4.2 telah diamati sejak Juli," kata WHO, dikutip dari Al Jazeera.
WHO menuturkan, 93 persen dari kasus AY.4.2 yang dilaporkan menyebar di Inggris.
Bahkan, varian tersebut menyumbang sekitar 5,9 persen dari keseluruhan kasus Delta yang dilaporkan di Inggris, sejak 3 Oktober 2021.
"Studi epidemiologis dan laboratorium sedang berlangsung, untuk menilai apakah ada perubahan penularan atau penurunan efek antibodi untuk mengusir virus," ujar WHO.
Sementara, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) melabeli AY.4.2 sebagai varian yang sedang diselidiki.
Namun, UKHSA belum memberi label AY.4.2 sebagai varian yang diwaspadai.
Baca juga: Ancaman Varian Baru Covid-19 AY.4.2, Pemerintah Waspadai Pelaku Perjalanan dari Jepang dan Korea
Baca juga: Varian Delta Plus yang Lebih Menular Kini Terdeteksi di Swiss
Berikut fakta-fakta yang perlu diketahui terkait varian AY.4.2:
Apa itu Varian Baru AY.4.2?
AY.4.2 merupakan subvarian dari varian Delta yang sangat menular.
Para ilmuwan telah menemukan tiga mutasi termasuk dua pada protein lonjakan, bagian dari virus yang memungkinkannya mengikat dan menyerang sel-sel tubuh.