Menkes menegaskan pemerintah terus berhati-hati dan tetap waspada, meskipun hasil pemantauan menunjukkan situasi pandemi berada pada level yang terkendali.
Selain itu, juga dalam batas yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
“Kita mencoba mengantisipasi secara lebih dini agar jangan sampai euforia yang berlebihan membuat kita jadi lengah, tidak waspada, dan kenaikan kasus di 105 kabupaten/kota ini kemudian menjadi tidak terkontrol karena kenaikannya menjadi sangat tinggi,” tegasnya.
Menkes memastikan bahwa pelacakan tracing dan pengetesan atau testing terus diintensifkan.
Hal ini dilihat dari sisi surveilans dalam upaya untuk terus mengendalikan pandemi.
“Kami akan memastikan bahwa semua kontak erat harus dilakukan testing karena di situlah risiko terbesar dari penyebaran. Selain kasus konfirmasi, seluruh kontak erat harus dilakukan testingnya. Jadi, protokol 3T-nya harus dijalankan dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Percepatan program vaksinasi nasional
Selain itu, pemerintah juga terus memastikan percepatan program vaksinasi nasional.
Program vaksinasi nasional diutamakan bagi kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) yang memiliki risiko tinggi apabila terpapar Covid-19.
Menurut Budi, cakupan vaksinasi nasional telah mencapai 182 juta dosis hingga saat ini.
Perlu diketahui, vaksinasi dosis pertama telah diterima sekitar 113 juta orang atau 54 persen.
Kemudian, dosis kedua telah diterima sekitar 68 juta orang atau 32 persen.
Para penerima ini berdasarkan dari target vaksinasi sebanyak 208 juta penduduk.
“Kita mengharapkan di akhir tahun kita bisa mencapai angka suntikan antara 290-300 juta [dosis] untuk 168 juta orang suntikan pertama atau sekitar 80 persen dari target populasi, dan 123 juta orang lengkap suntikan kedua atau sekitar 59 persen dari target populasi,” ujarnya.