Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, TAIPEI - Otoritas kesehatan Taiwan telah menghentikan pemberian dosis kedua vaksin virus corona (Covid-19) Pfizer-BioNTech untuk kelompok remaja atau anak-anak berusia 12 hingga 17 tahun.
Hal itu karena munculnya kekhawatiran terkait peningkatan risiko peradangan jantung (miokarditis).
Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (12/11/2021), sebuah panel ahli telah membuat keputusan untuk berhenti memberikan vaksin Pfizer pada kelompok remaja sejak Rabu lalu, sambil menunggu tinjauan lebih lanjut.
Seperti yang disampaikan Kepala Pusat Komando Epidemi Pusat (CECC) negara itu, Chen Shih-chung.
Baca juga: Jerman Hanya Rekomendasikan BioNTech-Pfizer untuk Kaum Muda
Baca juga: AS Berikan 1,5 Juta Lebih Banyak Dosis Vaksin Covid-19 ke Taiwan
Otoritas kesehatan memilih untuk menghentikan pemberian dosis kedua karena kekhawatiran tentang peningkatan risiko miokarditis dan perikarditis (radang lapisan luar jantung).
Sementara itu, Komite Penasihat Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan untuk Praktik Imunisasi Taiwan mengatakan pihaknya menghentikan pemberian dosis kedua inokulasi kepada anak berusia 12 hingga 17 tahun untuk periode dua minggu.
Selama waktu itu, para ahli dari Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) negara itu akan memeriksa 16 kasus miokarditis yang dilaporkan terjadi diantara remaja Taiwan yang menerima suntikan.
"Tidak akan ada vaksinasi anak di bawah 11 tahun sampai masalah potensial dengan pemberian dosis kedua untuk remaja dipahami sepenuhnya. Data internasional juga akan dipertimbangkan," kata Chen.
Otoritas kesehatan Taiwan juga mencatat bahwa mereka tidak sendirian, karena Hong Kong dan Inggris menjadi negara yang tidak memvaksinasi anak-anak antara usia 12 dan 17 dengan dosis ganda.
Sebelumnya, CDC AS telah mencatat kasus miokarditis yang dilaporkan terjadi diantara penerima vaksin mRNA Covid-19 seperti Pfizer.
Risiko kesehatan ini terjadi lebih sering setelah penerimaan dosis kedua, terutama pada remaja laki-laki dan orang dewasa muda.