Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksinasi tak akan secara otomatis menyelesaikan pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia.
"Teman-teman virus ini banyak sekali yang kita belum tahu. Tadinya kita berpikir bahwa dengan vaksinasi supaya bisa selesai," kata Budi dalam diskusi daring dalam kanal PKS TV, Sabtu (13/11/2021).
Di beberapa negara maju, kata Budi, penyebaran virus Corona masih mengalami gelombang kenaikan meski tingkat vaksinasi telah tinggi.
Baca juga: Menkes : Aktivitas di Tempat Kerja Masih Berisiko Tinggi Terhadap Penularan Covid-19
Baca juga: Epidemiolog Prediksi Gelombang Ketiga Covid-19 Tak Terjadi Kecuali Pintu Masuk RI Dibuka Bebas
"Nah ini adalah contoh tiga negara yang vaksinasinya sudah tinggi di atas 60 persen, ada yang di atas 70 persen, Singapore itu malah sudah di atas 80 persen dua dosis. Tapi mereka tetap terjadi gelombang kenaikan kasus lagi," ungkapnya.
Budi menjelaskan kenaikan gelombang kasus Covid-19 masih dimotori oleh adanya varian delta.
Ia menuturkan varian Covid-19 masih terus bermutasi yang dikhawatirkan dampaknya semakin ganas.
"Jadi kalau ada varian baru yang kemudian lebih ganas. Itu terjadi lagi kenaikan kasus. Kita bisa lihat ada beberapa negara di Asia, di Jepang, Singapura, Malaysia itu semuanya naik karena varian Delta.
Baca juga: Varian Baru Delta Terdeteksi di Malaysia dan Singapura, Bagaimana Kesiapan Bandara RI?
Baca juga: Varian Delta AY.4.2 Ditemukan di Malaysia, Menkes Janji akan Tingkatkan Penjagaan di Perbatasan
Varian ini pertama kali masuk ke India khususnya di Indonesia dan habis itu menyebar ke seluruh dunia," jelasnya.
Dijelaskan Budi, klaster-klaster atau aktivitas yang dikhawatirkan menjadi tempat penularan adalah aktivitas perdagangan seperti di mall ataupun pasar tradisional.
Lalu, aktivitas tranportasi mulai dari darat, laut hingga udara. Kemudian, aktivitas wisata seperti desitinasi wisata, restoran ataupun warung makan.
Kemudian, aktivitas bekerja seperti di pabrik, aktivitas keagamaan hingga aktivitas pendidikan.
"Aktivitas pendidikan di Amerika kemarin menjadi klaster baru," tukasnya.
Untuk itu, pemerintah meminta masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Hal ini untuk mencegah adanya gelombang penularan Covid-19 baru di Indonesia.
Aktivitas di Tempat Kerja Masih Berisiko Tinggi Terhadap Penularan Covid-19
Di tem[at terpisah, seperti dilansir Tribunnews.com sebelumnya, Menkes juga mengingatkan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja untuk melindungi para pekerja dari potensi bahaya kecelakaan penyakit akibat kerja dan masalah kesehatan lain di tempat kerja termasuk penyakit menular atau wabah Covid-19.
"Sekarang masih terdapat risiko yang tinggi untuk menggerakkan kembali berbagai roda aktivitas sosial dan ekonomi secara normal mengingat pandemi ini belum dapat diperkirakan akan berakhir," ujar Menkes dalam kegiatan dalam webinar International Labour Organization (ILO) x Katadata.co.id bertajuk Tren Masa Depan Dunia kerja dan K3 Usai Pandemi, Rabu lalu.
Untuk itu ungkap Budi, diperlukan persiapan untuk hidup dan bekerja berdampingan dengan Covid-19.
"Bekerja merupakan salah satu lokus yang memiliki potensi penularan covid 19 yang cukup tinggi.
Aktivitas di tempat kerja dan di luar tempat kerja seperti di perjalanan, aktivitas sosial, keluarga, tempat tinggal dan lingkungan masyarakat secara timbal balik dan saling mempengaruhi kasus Covid-19," jelas mantan dirut Bank Mandiri ini.
Ia pun memaparkan, upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 di tempat kerja meliputi:
Pertama, mengaktifkan penggunaan skrining barcode pedulilindungi dan pengecekan suhu pada setiap pengunjung tempat kerja.
Kedua, mengaktifkan Satgas di lingkungan tempat kerja untuk melakukan surveilans perilaku dan menindaklanjuti suspect atau kasus konfirmasi yang ditemukan di tempat kerja.
Karyawan Masih Was-was
Saat ini sejumlah kantor sudah mulai menerapkan Work From Office atau kembali bekerja normal di kantor setelah lama menjalankan Work From home (WFH) atau bekerja dari rumah selama pandemi covid-19.
Meski demikian, tidak sedikit karyawan yang masih merasakan was-was jika bekerja di kantor saat pandemi belum sepenuhnya aman.
"Agak ngeri-ngeri sedap sih kalau WFO dalam kondisi pandemi belum berakhir," kata Hendy seorang karyawan swasta.
Setiap hari Hendy harus menempuh perjalanna tak kurang dari 30 km dari rumahnya di kawasan Tangerang Selatan menuju kantornya di kawasan Jakarta Pusat.
Ia menggunakan moda transportasi kereta api listruk (KRL).
Demikian halnya disampaikan Rini. Ia harus kembali bekerja di kantor karena kebijakan kantor membuka kembali aktivitas di kantor.
"Saya kalau naik kereta itu setiap hari mulai agak menumpuk ya orangnya, apalagi di jam padat. Masih was-was kalau perjalann ke kantor," katanya.
Rini pun membawa perlengkapan pelindung diri lebih lengkap. Protokol kesehatan semaksimal mungkin dijaga selama menuju saat berada di kantor dan pulang kerja.
"Bawaannya lebih banyak, ya masker tambahan, handsanitizer dan lain-lainnya," tambahnya.
Ketiga, tingkatkan kepedulian terhadap orang di sekitar tempat kerja untuk saling mengingatkan dalam mematuhi protokol kesehatan tempat melakukan vaksinasi Covid-19 lengkap dan mendukung rekan kerja yang belum divaksinasi agar mau divaksin.
Keempat, tingkatkan kemampuan diri dalam mengenali gejala Covid-19 sehingga dapat segera mengenali orang yang bergejala di sekitar tempat kerja dengan meningkatkan kewaspadaan diri.
"Melalui upaya-upaya ini para pekerja dapat berkontribusi dalam upaya menurunkan angka penularan yang selanjutnya berkontribusi pula terhadap penanggulangan pandemi di masyarakat," harap Menkes.
Diharapkan ke depan, juga dapat mendukung keberlangsungan usaha pemulihan dan pertumbuhan ekonomi serta produktivitas nasional yang lebih tinggi dengan memperkuat dan meningkatkan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja