Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Virus corona (Covid-19) tidak hanya dialami oleh kelompok usia dewasa serta lanjut usia (lansia), namun juga mereka yang masuk dalm kategori anak-anak.
Saat ini pemerintah pun terus menggaungkan program vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunal (herd immunity).
Tentunya vaksinasi ini juga menargetkan kelompok usia anak.
Baca juga: Update Capaian Vaksinasi Covid-19: 83 Juta Orang Terima Dosis Lengkap, Hampir 40% dari Target
Baca juga: Orang Tua Tak Perlu Khawatir, IDAI Sebut Efek Samping Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Ringan
Lalu apakah vaksinasi Covid-19 memang harus dilakukan pada anak-anak?
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Dokter Spesialis Anak, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K)., mengatakan bahwa kelompok anak memang harus mendapatkan perlindungan vaksinasi.
Hal itu karena saat mereka terinfeksi, kasusnya bisa berakibat fatal.
Meskipun temuan kasus Covid-19 pada usia anak tidak sebanyak kelompok dewasa.
"Kita perlu melindungi segmen usia anak-anak ini, karena walaupun kejadiannya tidak banyak, tetapi juga bisa tertular dan menjadi fatal karena Covid ya," ujar dr. Piprim, dalam virtual talkshow Tribunnews bertajuk 'Vaksin Covid-19 untuk Anak', Jumat (12/11/2021).
Ia kemudian menjelaskan bahwa Covid-19 ini dapat menyebabkan sindrom peradangan multisistem pada anak-anak (MIS-C).
Kondisi ini membuat beberapa bagian tubuh mengalami peradangan, mulai dari jantung, paru-paru, ginjal, otak, kulit, mata hingga organ pencernaan.
Saat anak mengalami MIS-C akibat Covid-19, ini tidak hanya akan mendorong banyaknya anak yang mengalami penyakit karena peradangan organ pada periode tertentu (morbiditas), namun juga peningkatan angka kematian (mortalitas).
"Kita kenal istilahnya MIS-C yaitu inflamasi multisistem pada anak-anak dan ini bisa juga menyebabkan morbiditas dan juga mortalitas," kata dr. Piprim.