TRIBUNNEWS.COM - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta partisipasi aktif dari masyarakat dan pemerintah dalam mencegah terjadinya gelombang ketiga Covid-19.
Pasalnya kasus gelombang ketiga di negara tetangga dan Eropa harus menjadi peringatan Indonesia untuk mempersiapkan skenario terburuk.
Terlebih sebentar lagi akan ada libur Natal dan Tahun Baru yang kemungkinan besar akan terjadi banyak mobilisasi dari masyarakat.
Berkaca dari pengalaman sebelumnya, kenaikan gelombang Covid-19 di Indonesia selalu terjadi setelah libur panjang.
Baca juga: Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19, IDI Ingatkan Masyarakat untuk Tetap Taati Prokes
Ditambah lagi, disaat angka kasus positif Covid-19 di Indonesia menurun, masyarakat justru semakin abai akan penerapan protokol kesehatan.
Ketua Satgas Covid-19 PB IDI, Zubairi Djoerban pun meminta masyarakat untuk bisa mematuhi peraturan yang ditetapkan pemerintah demi mencegah penularan Covid-19.
Selain itu Zubairi juga mendesak pemerintah untuk segera meningkatkan vaksinasi.
"Mematuhi peraturan supaya tidak tertular, yang kedua vaksinasi itu kita masih sekitar 40 persen. Harus cepat-cepat dinaikkan, walaupun vaksinasi saja tidak cukup untuk mencegah penularan," kata Zubairi dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Senin (15/11/2021).
Baca juga: Tak Ada Kasus Baru Covid-19 di Kepri Dalam 2 Hari Terakhir
Zubairi menambahkan, vaksinasi ini juga harus dibarengi dengan upaya pencegahan lainnya.
Seperti melakukan testing dan tracing untuk menelusuri orang-orang yang kemungkinan tertular karena kontak dengan orang yang positif Covid-19.
"Namun vaksinasi harus sesegera mungkin dan dilanjutkan upaya yang lain. Tes yang sepanyak mungkin, kontak tracing, telusur kontak."
"Kalau ada orang yang tertular kta harus menelusuri orang-orang di sekitarnya. Itu juga harus dikerjakan dengan baik dan benar," imbuhnya.
Baca juga: Epidemiolog UI Usul Penentang Vaksin Covid-19 Bayar Sendiri Biaya RS bila Terpapar Virus Corona
Gelombang Ketiga Covid-19 Bisa Dihindari
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono meminta, semua pihak untuk tidak khawatir berlebihan terhadap gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia.
Menurutnya, gelombang baru itu bisa dihindari.
"Kita bisa menekan lonjakan, tidak mungkin ada gelombang ketiga. Jangan terlalu paranoid, kan karena kita harus lebih cerdas pada virus. Kalau kemudian kita paranoid semua kebijakan kita menjadi tidak rasional, kita harus rasional menghadapi masalah ini," ujarnya dalam kegiatan virtual beberapa waktu lalu.
Ia memaparkan, selama tidak ada varian baru, pengetatan pintu masuk darat, udara, dan laut, membatasi mobilitas dengan sejumlah syarat perjalanan, serta menpercepat vaksinasi maka gelombang ketiga bisa dihindari.
Baca juga: Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19, Menkes Tambah 20 Mesin Genome Sequencing
"Saya sangat optimis selama tidak ada varian baru, pelonggaran 100 persen, displin 3M, dan vaksinasi," imbuhnya.
Saat ini penting dilakukan pemerintah adalah mulai mempersiapkan tatanan hidup baru berdampingan dengan Covid-19.
Mengingat, strategi zero transmission seperti di Australia, New Zealand tidak mungkin bisa diterapkan di Indonesia karena merugikan ekonomi dan sosial.
"Jadi kita harus secara cerdas mengijinkan ada penularan tetapi dalam batas, bukan menjadi masalah kesehatan di mana rumah sakit jadi penuh atau kematian meningkat," tegas Pandu.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Rina Ayu Panca Rini)