TRIBUNNEWS.COM - Berikut update informasi jumlah pasien virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat hingga Rabu (17/11/2021).
Jumlah kasus positif virus corona tercatat ada 522 penambahan dari sebelumnya 4.251.423 kasus.
Data tersebut dirilis dalam laman Peta Sebaran Covid, Covid19.go.id, Rabu sore.
Kini, total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 4.251.945 sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret 2020 silam.
Kabar baiknya, ada sejumlah 458 pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19.
Baca juga: Kemkominfo Gandeng MUI Beri Literasi Masyarakat Soal Penanganan Covid-19
Baca juga: Pfizer, BioNTech dan Moderna Raup Pendapatan 1.000 Dolar AS Per Detik dari Jualan Vaksin Covid-19
Sehingga, jumlah pasien sembuh saat ini berjumlah 4.099.857 jiwa dari pasien sebelumnya yang sebanyak 4.099.399 jiwa.
Sementara itu, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia juga bertambah sebanyak 13 pasien.
Total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 143.698 orang, dari yang sebelumnya sebanyak 143.685 orang.
Penambahan kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Baca juga: Cek dan Download Sertifikat Vaksin Covid-19 yang Belum Muncul di PeduliLindungi, Simak Tata Caranya
Provinsi DKI Jakarta memiliki persentase jumlah kasus Covid-19 terbanyak dari total keseluruhan kasus.
Selanjutnya, disusul oleh Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Informasi ini dapat terlihat dari data peta persebaran kasus pada tiap provinsi.
Update corona atau Covid-19 di Indonesia bisa di akses di sini.
Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Kendalikan Mobilitas Jelang Nataru
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menyebut pemerintah akan mendukung kegiatan masyarakat.
Termasuk kegiatan menjelang Natal ataupun Tahun Baru (Nataru) 2022.
Kendati demikian, Wiku mengimbau kepada masyarakat harus mampu mengendalikan segala bentuk kegiatan maupun mobilitas menjelang Nataru.
Seluruh aktivitas dan mobilitas masyarakat diharapkan dapat terkendali untuk mencegah potensi peningkatan penularan selama periode libur panjang mendatang.
"Pada prinsipnya pemerintah akan tetap mendukung kegiatan masyarakat asalkan dilakukan secara terkendali," ujar Wiku dalam konferensi pers secara virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (15/11/2021).
Baca juga: Pekan Ini Pemerintah Bakal Bahas Strategi dan Aturan Perjalanan Jelang Libur Nataru
Baca juga: Ketua DPD RI Minta Pergerakan WNA Diantisipasi Saat Libur Nataru
Demi dapat berjalan lancar, pemerintah saat ini tengah membahas rincian kebijakan pengendalian Covid-19 selama periode Nataru mendatang.
Ke depan, akan ada penyesuaian pengaturan aktivitas serta mobilitas masyarakat yang akan diatur dengan menyesuaikan data kasus dan kondisi riil di lapangan.
Pada kesempatan yang sama, Wiku juga mengabarkan situasi terkini yang dihimpun pemerintah dalam satu pekan terakhir ini.
Pada rentang waktu ini, secara nasional tercatat 20,37 persen kabupaten/kota, 21,9 persen kecamatan, dan 22,96 persen desa/kelurahan yang melaporkan adanya ketidakpatuhan masyarakat dalam menggunakan masker.
Baca juga: Pengaturan Hadapi Nataru untuk Lindungi Masyarakat dari Gelombang ke-3
Apabila dikalkulasikan, kurang dari 75 persen total masyarakat yang terpantau menggunakan masker.
Sementara sisanya masih belum sadar pentingnya penggunaan masker untuk melindungi diri dari penyebaran virus mematikan ini.
Sementara itu terkait dengan kepatuhan menjaga jarak, Wiku menjelaskan dalam sepekan terakhir terdapat 23,71 persen kabupaten/kota, 23,78 persen kecamatan, dan 21,91% desa/kelurahan.
Yakni dengan persentase kepatuhan kurang dari 75 persen total masyarakat yang terpantau.
Baik itu di wilayah pulau Jawa-Bali maupun luar Jawa-Bali.
Baca juga: Antisipasi Libur Nataru, Menkes Ingin Prokes Dijalankan dengan Baik untuk Cegah Lonjakan Kasus Covid
Kendati demikian, Wiku menyebut tingkat kepatuhan per kabupaten/kota mayoritas cukup tinggi.
Ke depannya, pemerintah daerah dan masyarakat diharapkan dapat bersama-sama membangun posko-posko untuk membantu meningkatkan kegiatan pencatatan dan pelaporan di berbagai fasilitas publik.
"Khususnya menjelang periode nataru agar setiap potensi penularan Covid-19 dapat dicegah secara dini oleh masyarakat," terang Wiku.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)