TRIBUNNEWS.COM, JKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengkhawatirkan kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi di 5 provinsi.
Jokowi mengatakan sudah mengirimkan tim ke provinsi tersebut.
Ia berharap kasus Covid-19 tidak semakin melonjak dan membawa Indonesia kembali seperti kondisi pada Juli 2021.
"Kemarin saya lihat ada 5 provinsi naik sedikit saja, saya turunkan tim untuk ke sana. Karena kita takut naik sedikit saja, tahu-tahu seperti bulan Juli saja melonjak ke 50.000 (kasus)," ucapnya dalam CEO Forum Kompas 100, di Jakarta, Kamis (18/11/2021).
Namun Jokowi tidak menyebutkan kelima provinsi dimaksud.
Baca juga: Jokowi: Kita Patut Bersyukur Penanganan Covid-19 di RI Diapresiasi Masyarakat Internasional
Jokowi mengatakan dibutuhkan kerja sama seluruh pihak agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19 sehingga pandemi Covid-19 di Indonesia tetap terkendali.
Meski begitu, Jokowi tetap bersyukur karena kasus harian Covid-19 secara nasional terus menurun.
Saat ini kata Presiden, kasus harian Covid-19 ada di kisaran 300 kasus.
Kendati demikian, Presiden tetap mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap Covid-19.
"Perkembangan Covid-19 hari ini saya kira kita patut syukuri. Kita bisa kembali ke pertengahan Juli lalu, saat kasus harian kita 52.000, betapa sangat melonjaknya saat itu. Dua sampai tiga minggu sudah berada di puncak 56.000. Rumah sakit pontang panting urusan oksigen, urusan obat," ujarnya.
Jokowi mengapresiasi langkah berbagai pemerintah daerah yang berlomba-lomba mempercepat vaksinasi Covid-19, untuk meraih status level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) paling rendah.
"Kita ini sekarang antar provinsi, antar kota, berlomba menunjukkan 'saya level 1, saya level 2 (PPKM)'. Ini juga bagus kompetisi antar provinsi, antar kota," ucapnya.
Hingga saat ini, total masyarakat yang telah menerima vaksinasi Covid-19 mencapai 219 juta penduduk.
Jokowi memperkirakan total masyarakat Indonesia yang mendapatkan vaksinasi mencapai 290 juta penduduk pada akhir 2021.
Depok Hentikan PTM
Sementara itu, Pemerintah Kota Depok menghentikan sementara kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas pada masa pandemi Covid-19 untuk tingkat PAUD, TK dan SD.
Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana mengatakan, keputusan itu diambil karena melihat tren kasus Covid-19 di Depok yang cenderung mengalami kenaikan.
"Kemarin terdapat penambahan kasus covid baru di depok 105 kasus. Penambahan ini merupakan yang tertinggi, biasanya di bawah 20, di bawah 10," ujar Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana, Kamis (18/11/2021) seperti dikutip dari Kompas.com.
Setelah dilakukan evaluasi, kata Dadang, salah satu faktor peningkatan kasus Covid-19 adalah penularan virus Corona pada saat PTM terbatas.
"Setelah ditelusuri, kami lakukan cek data, bahwa jumlah ini mayoritas berasal dari PTM terbatas. Ini kami sebut sebagai klaster PTM, karena banyak penularan antarsiswa di sekolah setelah SOP kami jalankan," ungkap Dadang.
Dadang merincikan, PTM terbatas untuk seluruh satuan pendidikan di wilayah Kecamatan Pancoran Mas dihentikan seluruhnya.
Sementara untuk wilayah kecamatan lain, lanjut Dadang, penghentian PTM terbatas hanya diberlakukan untuk tingkat pendidikan TK, PAUD, dan SD.
"Untuk di wilayah Pancoran Mas seluruh satuan pendidikan PTM terbatas dihentikan selama 10 hari," kata Dadang.
"Jadi untuk SMP dan SMA di luar kecamatan Pancoran Mas masih diperkenankan melaksanakan PTMT," sambungnya.
Sumber: Kompas.com/Tribunnews.com