Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia diyakini bisa menghindari gelombang ketiga Covid-19 yang banyak diprediksi bakal terjadi saat Natal dan Tahun Baru mendatang.
Syaratnya, vaksinasi harus berjalan maksimal guna memenuhi target vaksinasi 70 persen penduduk pada akhir 2021, perlu dukungan penuh dari masyarakat.
Total sasaran vaksinasi nasional sebanyak 208.265.720 orang.
Baca juga: CARA Memperbarui Data Sertifikat Vaksinasi COVID-19 Melalui WhatsApp, Chat ke 081110500567
Sedangkan vaksinasi dosis pertama hingga Senin (22/11/2021) pukul 18.00 WIB sudah mencapai 135.087.931.
Vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 89.892.161.
Jika masyarakat yang divaksin terus bertambah, Indonesia kemungkinan bisa menghindari gelombang ketiga.
"Selain vaksinasi, banyak orang yang sudah memiliki antibodi Covid-19 karena terinfeksi. Kenaikan kasus (mungkin) tidak setinggi saat libur Natal atau Idulfitri lalu (tahun 2020)," kata Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan dalam pernyataannya, Selasa (23/11/2021).
Baca juga: Tingkat Vaksinasi Covid-19 di Lereng Merapi Rendah, BIN Turun Tangan
Iwan mengatakan cakupan vaksinasi seluruh penduduk harus diusahakan supaya Indonesia bisa segera mengubah epidemi covid-19 menjadi fase endemi.
Menurutnya, salah satu penyebab sebagian masyarakat masih enggan mengikuti vaksinasi karena terpapar hoaks terkait efek samping dan manfaat vaksin.
Menurut dia, melawan hoaks harus dengan strategi tepat.
Dia juga melihat ada sebagian masyarakat yang memang antivaksin, namun jumlahnya tidak banyak.
Dia mengatakan, tidak bisa hanya mengandalkan tenaga kesehatan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat yang antivaksin atau tidak percaya vaksin.
"Harus orang yang sesuai, yang didengarkan oleh orang-orang yang percaya hoaks tersebut," pungkasnya.
Sementara itu Guru Besar Sosiologi Universitas Gajah Mada (UGM) Sunyoto Usman menilai tidak mudah bagi orang awam untuk memahami bahaya virus Covid-19.
"Baru ketahuan dampak negatifnya setelah ada yang terpapar," kata Sunyoto.
Menurut dia, perlu literasi mengenai Covid-19 dari pemerintah, tokoh masyarakat, sekolah, kampus, media massa, hingga ormas untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat yang antivaksin atau mereka yang percaya hoaks.
"Jangan buat acara yang stimulan kerumunan," pungkas Sunyoto.(Willy Widianto)