Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Indonesia diminta tetap waspada akan kemungkinan lonjakan kasus covid-19 yang bisa saja terjadi seperti di Eropa.
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro menyebutkan perkembangan pandemi Covid-19 di Indonesia sejauh ini.
Indonesia masih dianggap terkendali menurut Badan Organisasi Dunia atau WHO.
Baca juga: Sampaikan Kondisi Pandemi Covid-19 Global, Menkes: Eropa Meningkat, Indonesia harus Waspada
Baca juga: Perlu Partisipasi Semua Pihak untuk Cegah Kenaikan Kasus Covid-19 saat Libur Natal dan Tahun Baru
Semua provinsi saat ini masih dalam status level 1.
"Kasus masih ada tapi masih berada di bawah angka puncak di bandingkan Juli dan Agustus. Bersyukur juga bahwa angka kesembuhan tinggi, kematian rendah," ungkapnya pada siaran Radio Kesehatan, Selasa (23/11/2021).
Bahkan terhitung pada 20 November 2021 terhitung 8000 kasus infeksi yang dirawat dan isolasi mandiri, 5 di antaranya kasus kematian.
"Itu adalah angka terendah sejak PPKM diterapkan. Di Indonesia keterisian rumah sakit sakit masih rasional. Testing treacing terus tinggi sesuai harapan kita bersama," kata dr Reisa lagi.
Sejak pertengahan Mei, WHO telah mengeluarkan laporan kalau tingkat testing di Indonesia sudah melebihi standar.
Jika dulu satu perseribu populasi perminggu. Kini dalam dua bulan terakhir bahkan angkat testing lebih empat perseribu penduduk perminggu.
Artinya per hari lebih 100.000 orang dites perhari.
Namun tidak dapat dipungkiri kasus aktif Covid-19 masih ditemukan.
Beberapa negara terutama di Eropa ada kenaikan kasus sebagai gelombang ketiga bahkan keempat.
Di antaranya seperti Swiss, Belanda, Australia, Jerman dan lainnya. Menurut dr Reisa saat ini memang sedang terjadi lonjakan kasus luar biasa.
Baca juga: Menolak Lockdown, Bentrokan Kekerasan Meletus di Sejumlah Negara di Eropa
Baca juga: Negara Eropa Ramai Lakukan Demo Tolak Aturan Covid-19, Merasa Tak Bebas hingga Samakan dengan Nazi
Selain beberapa daerah masih memiliki cakupan vaksin yang rendah, lonjakan ini juga dipengaruhi oleh musim dingin.
Di sisi lain, pelonggaran aktivitas juga sudah dilakukan tanpa prokes memadai.
"Apa lagi didominasi varian delta. Tentunya dengan kasus seperti itu, kewaspadaan tidak boleh luput. Jadi di Indonesia yang baik harus tetap dipertahankan. Jaga terus prokes kesehatannya," pungkas Reisa.