Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah mengatakan pelaksanaan vaksinasi untuk warga yang tinggal di pelosok dan terpencil tidaklah mudah.
Selain karena letak geografis, pemahaman yang kurang terhadap warga terkait manfaat vaksin Covid-19 juga menjadi kendala.
"Bukan karea hoaks (warga enggan divaksin), tetapi kurangnya pemahaman terhadap vaksinasi," kata Harif dalam kegiatan virtual dialoag KCPEN, Rabu (24/11/2021).
Hal itulah yang mendorong tenaga kesehatan berkreasi dalam memberikan edukasi kepada warga.
Seperti membuat simulasi vaksinasi dari barang-barang sederhana agar mudah dipahami.
Serta mempelajari bahasa dan kebiasaan warga sekitar.
Baca juga: Prediksi Menkes Jerman: Akhir Musim Dingin Ini, Ada yang Divaksinasi, Sembuh atau Mati
"Upaya ini untuk meningkatkan pemahaman motivasi pelaksanaan vaksinasi. Nakes punya kreatifitas dari media-media sederhana agar dipahami masyarakat," kata dia.
Senada dengan Harif, PLT Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sulawesi Barat Mustari Mula mengungkapkan, pemahaman dan sosialisasi yang masif dilakukan kepada masyarakat dapat meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mengikuti vaksinasi.
Baca juga: Vaksin Covid: Cara Jepang mengubah keraguan terhadap vaksinasi menjadi keberhasilan
Misalnya di Sulawesi Barat, provinsi dengan wilayah geografis yang cukup menantang, cakupan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap terkini telah mencapai lebih dari 50 persen.
"Sebelum sosialisasi banyak masyarakat yang menghindari vaksinasi tetapi setelah informasinya sudah tiba di masyarakat bahwa pentingnya vaksin, maka pelaksanaan vaksinasi masyarakat lebih tinggi terutama di daerah-daerah terpencil," ungkap Mustari.