News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Strain Covid-19 'Super Mutan' Picu Pertemuan Tanggap Darurat WHO

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI varian baru virus corona. Strain Covid-19 'Super Mutan' Picu Pertemuan Tanggap Darurat WHO

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Strain virus corona (Covid-19) yang baru ditemukan dengan sejumlah besar mutasi, telah mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengadakan pertemuan darurat khusus demi membahas mengenai cara mengatasi varian yang berevolusi ini.

Kepala Teknis Badan Kesehatan Global untuk Covid-19, Dr. Maria Van Kerkhove mengumumkan hal tersebut pada pertemuan hari Kamis kemarin selama sesi tanya jawab yang disiarkan secara langsung.

Baca juga: Strain Covid-19 yang Lebih Buruk dari Varian Delta Ditemukan di 3 Negara

Baca juga: WHO Peringatkan Soal Rasa Aman Palsu Vaksin Dianggap Telah Mengakhiri Pandemi Covid-19

Ia mengatakan para ahli akan berkumpul pada hari Jumat ini untuk membahas mengenai varian baru yang dijuluki B.1.1.529 yang kini telah terdeteksi di Afrika Selatan, Botswana dan Hong Kong itu.

"Kelompok penasihat teknis kami untuk evolusi virus sedang mendiskusikan hal ini dengan rekan-rekan kami di Afrika Selatan. Kami juga akan bertemu lagi besok (Jumat ini)," kata Van Kerkhove mengenai varian baru ini.

Ia menyampaikan bahwa pihaknya mengadakan pertemuan khusus tersebut hanya untuk membahas mengenai hal ini.

"Bukan untuk menimbulkan kekhawatiran, namun hanya karena kami memiliki sistemnya, kami dapat menyatukan para ilmuwan ini dan mendiskusikan 'apa maksudnya'," jelas Van Kerkhove.

Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (26/11/2021), saat ini tidak banyak yang diketahui tentang strain yang baru muncul ini, namun WHO mencatat bahwa kurang dari 100 sekuens genomik lengkap tersedia untuk ditinjau.

Apa yang diketahui adalah varian tersebut telah diamati memiliki 'banyak mutasi', ini tentu saja menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran tentang bagaimana hal itu akan berdampak pada diagnostik, terapi, dan vaksinasi.

ilustrasi strain baru Covid-19 (BBC)

Saat para peneliti terus melakukan penelitian terhadap strain tersebut, Van Kerkhove mengatakan perlu beberapa minggu sebelum diperoleh pemahaman yang cukup tentang dampak strain B.1.1.529.

Sementara itu, Kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, menunjuk pada 'sejumlah mutasi mengkhawatirkan pada protein lonjakan' varian Afrika Selatan ini, mengacu pada mekanisme biologis yang memungkinkan virus corona menembus sel inang dan menyebabkan infeksi.

Seorang Profesor Mikrobiologi Klinis di Universitas Cambridge, Ravi Gupta yang sebelumnya telah memperingatkan kemungkinan varian Covid-19 'super mutan', juga mengatakan bahwa laboratoriumnya mengidentifikasi dua mutasi spesifik pada galur baru yang dapat meningkatkan infektivitas dan mengurangi pengenalan antibodi.

Menanggapi pernyataan WHO tentang varian baru Covid-19 ini, pemerintah Inggris pun untuk sementara menghentikan penerbangan ke 6 negara Afrika.

Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid menyebut langkah itu sebagai tindakan pencegahan.

Lalu Israel juga mengatakan akan melarang pelancong dari Afrika Selatan dan negara-negara lainnya di benua Afrika untuk memasuki wilayah negara zionis itu.

Direktur Center for Epidemic Response and Innovation di Afrika Selatan, Tulio de Oliveira mengatakan bahwa saat ini kasus infeksi baru di wilayah Gauteng itu itu yang meliputi kota Johannesburg, 90 persen melibatkan varian baru.

Ia menyatakan keprihatinannya kepada WHO menjelang pertemuan daruratnya.

"Pertanyaan kunci yang harus dijawab adalah apa sebenarnya sifat varian ini pada vaksin," tegas de Oliveira.

Namun, terlepas dari kekhawatirannya, Van Kerkhove menyuarakan optimisme selama sesi tanya jawab Kamis kemarin.

Ia menyampaikan fakta bahwa varian tersebut bisa terdeteksi merupakan pertanda yang baik.

"Karena itu berarti kita memiliki sistem untuk mengidentifikasi dan menangani varian baru, strain yang berpotensi berbahaya," pungkas Van Kerkhove.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini