Sehingga, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Indonesia harus hati-hati dan waspada, terutama menghadapi libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) ini.
Untuk diketahui, rata-rata kenaikan kasus yang terjadi di Eropa, disebabkan oleh varian Delta dan varian pengembangannya.
Kendati demikian, Menkes Budi juga menyampaikan bahwa banyak juga negara yang sudah pernah terkena virus varian Delta dan sampai sekarang masih landai.
Seperti contohnya di India, yang dulu pernah puncaknya terkena Delta, kini kasus konfirmasinya tercatat landai sesudah 195 hari.
Baca juga: Perintah Jokowi ke Jajaran soal PPKM Level 3 saat Nataru: Komunikasikan dengan Baik pada Masyarakat
Hal serupa juga terjadi di beberapa negara lain seperti Afrika Selatan yang kini melandai sesudah 134 hari, Indonesia 124 hari, Maroko 101 hari dan Jepang 86 hari.
"Tapi kita juga melihat ada satu negara yakni Sri Lanka sudah pernah yang kena virus varian Delta, tapi sekarang sudah mulai ada kenaikan lagi," kata Menkes Budi dalam konferensi pers Evaluasi PPKM yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (22/11/2021).
Untuk itu, kata Menkes, perlu adanya pengawasan yang ketat terhadap semua gerakan atau kejadian kasus di negara-negara luar negeri ini.
Juga perlunya memiliki sikap kewaspadaan terhadap virus varian Delta.
Terutama mendekati masa libur Nataru ini nanti.
"Kami juga mengamati ini di seluruh kabupaten kota di Indonesia semuanya masih (tergolong) baik. Jadi kita tidak perlu khawatir."
Baca juga: CARA Memperbarui Data Sertifikat Vaksinasi COVID-19 Melalui WhatsApp, Chat ke 081110500567
"Tapi kita (harus) memonitor (kepada wilayah) yang memiliki potensi ada kenaikan."
"Jadi dua kota yaitu Fakfak Provinsi Papua Barat dan Purbalingga Provinsi Jawa Tengah, yang kita sudah lihat dalam empat Minggu berturut-turut, ada kenaikan kasus konfirmasi."
"Walaupun memang jumlahnya masih kecil , positivity rate-nya masih rendah dan bor rumah sakitnya juga masih rendah."
"Tapi jangan sampai kita terlambat kalau nanti ada kenaikan," terang Menkes Budi.