Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Beberapa kasus strain baru virus corona (Covid-19) Omicron telah terdeteksi di Jerman serta di Republik Ceko, begitu pula Inggris dan Italia yang masuk dalam deretan negara Eropa lainnya yang juga telah mendaftarkan dugaan mutasi ini.
Departemen Kesehatan (Depkes) negara bagian Bavaria, Jerman mengumumkan pada Sabtu malam bahwa varian baru ini telah terdeteksi di negara itu.
Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (28/11/2021), dua pelancong yang tiba di bandara Munich pada Rabu lalu dinyatakan positif terinfeksi Omicron dan kini sedang melakukan isolasi mandiri.
Kendati demikian, Depkes Bavaria tidak merinci negara apa yang menjadi asal penerbangan mereka.
Kemudian pada Sabtu malam, sebuah rumah sakit di kota Liberec, Republik Ceko utara, mengkonfirmasi sebuah kasus pada seorang pasien perempuan.
Lalu Italia menyampaikan pada Sabtu kemarin bahwa mereka telah mendaftarkan kasus pertama dari varian baru ini.
Sebelumnya, negara-negara Eropa lainnya, termasuk Belanda telah melaporkan dugaan kasus Omicron, namun temuan ini belum dikonfirmasi.
Baca juga: Sederet Raksasa Farmasi Dunia Siapkan Strategi Hadapi Strain Omicron
Kemudian Inggris melaporkan dua kasus varian baru yang juga ditemukan pada Sabtu kemarin, dengan otoritas kesehatan negara itu mengatakan bahwa pasien terkait dengan perjalanan dari Afrika Selatan.
Perlu diketahui, kasus pertama dari varian tersebut terdaftar pada awal bulan ini di Botswana, setelah itu varian ini pun menjadi dominan di Afrika Selatan.
Kasus pertama di tanah Eropa terdeteksi di Belgia pada Jumat lalu, saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi memberikan nama pada strain baru yang diidentifikasi sebagai B.1.1.529 dengan sebutan' Omicron'.
Sementara itu, sejauh ini hanya sedikit informasi yang diketahui tentang varian tersebut.
Baca juga: Ilmuwan Italia Bandingkan Mutasi Omicron dengan Delta
Kendati demikian, para ahli di seluruh dunia telah memperingatkan tentang berbagai mutasi dan potensi infeksi.
Pada Jumat lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Eropa menetapkan varian tersebut sebagai risiko 'tinggi hingga sangat tinggi'.
Lembaga itu kemudian menekankan bahwa ada 'ketidakpastian yang cukup besar terkait dengan penularan, efektivitas vaksin, risiko infeksi ulang, dan sifat lain dari varian Omicron'.
Saat ini, ada 27 negara anggota Uni Eropa yang menghentikan perjalanan udara dari tujuh negara di benua Afrika.
Baca juga: Imbas Varian Baru Omicron, Pemerintah Larang WNA asal Afrika Selatan Masuk ke Indonesia
Langkah serupa pun telah diambil oleh Inggris, Amerika Serikat (AS) dan negara lainnya.