News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Dokter Afrika Selatan yang Temukan Kasus Omicron Jelaskan Gejala Varian Ini, Lelah dan Nyeri Tubuh

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelancong internasional yang mengenakan alat pelindung diri (APD) tiba di Bandara Tullamarine Melbourne pada 29 November 2021 ketika Australia mencatat kasus pertama varian Omicron dari Covid-19. Dokter Afrika Selatan yang Temukan Kasus Omicron Jelaskan Gejala Varian Ini, Lelah dan Nyeri Tubuh(Photo by William WEST / AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JOHANNESBURG - Orang yang terinfeksi varian baru virus corona (Covid-19) 'Omicron' menunjukkan 'gejala yang tidak biasa' dan agak berbeda dari varian Delta.

Pernyataan ini disampaikan seorang dokter Afrika Selatan, salah satu orang yang pertama menemukan varian ini.

"Pasien Covid yang terinfeksi varian baru ini mulai muncul sekitar 18 November," kata Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, Dr. Angelique Coetzee pada hari Minggu lalu.

Baca juga: Afrika Selatan Kacau, Dampak Pembatalan Penerbangan karena Varian Omicron

Baca juga: Pakar Kesehatan: Segera Vaksinasi untuk Antisipasi Penularan Varian Omicron

Pasien pertama merupakan seorang laki-laki berusia sekitar 30-an.

"Ia mengaku 'sangat lelah' selama beberapa hari dan juga merasa nyeri tubuh dan sedikit sakit kepala," jelas Dr. Coetzee.

Penumpang yang mengenakan alat pelindung diri (APD) mengantre untuk check-in penerbangan mereka di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) di Sepang pada 29 November 2021, ketika negara-negara di seluruh dunia menutup perbatasan dan memperbarui pembatasan perjalanan sebagai tanggapan atas penyebaran virus corona. variasi virus corona Covid-19 baru yang sangat bermutasi yang dijuluki Omicron. (Photo by Mohd RASFAN / AFP) (AFP/MOHD RASFAN)

Kendati demikian, pasien tidak menunjukkan gejala yang biasanya terkait dengan Delta atau varian sebelumnya, seperti batuk atau kehilangan indera pengecap atau penciuman.

"Hanya merasa 'tenggorokannya gatal' bukan sakit," papar Dr. Coetzee.

Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (30/11/2021), Dr. Coetzee mengatakan bahwa rekan-rekannya melaporkan kasus serupa dari pasien yang terinfeksi strain Omicron.

Seseorang yang mengalami kelelahan ekstrem mungkin menjadi tanda awal terkena virus corona. (Healthline)

Semua pasien itu mengalami apa yang disebutnya sebagai 'gejala yang sangat ringan'.

Ia juga menyampaikan bahwa yang ia ketahui, tidak ada pasien yang terinfeksi Omicron yang dirawat di rumah sakit.

Pengamatannya itu sebagian dikonfirmasi oleh seorang Ahli Virologi dan Kepala Komite Penasihat Menteri Afrika Selatan untuk vaksin Covid-19, Profesor Barry Schoub.

"Sejauh ini, kasusnya cukup ringan, kami juga memiliki program pengawasan rumah sakit di sini dan belum menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kasus rawat inap," kata Prof Schoub pada hari Minggu lalu.

Seorang pasien menerima dosis vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech (Comirnaty), di pusat vaksinasi Lyon Gerland, pada 27 November 2021. (Photo by JEFF PACHOUD / AFP) (AFP/JEFF PACHOUD)

Ia menyampaikan bahwa seluruh kasus Omicron yang tercatat sejauh ini menunjukkan gejala 'ringan hingga sedang'.

"Namun ini adalah 'hari-hari awal' dan kita harus menunggu serta melihat untuk lebih memahami bahaya nyata yang ditimbulkan oleh strain baru ini," tegas Prof Schoub.

Prof Schoub juga mengakui bahwa varian ini menyebar 'sangat cepat' dan jumlah kasus Omicron yang dilaporkan di Afrika Selatan meningkat dari sebelumnya hanya di bawah 300 kasus baru sehari menjadi lebih dari 3.200 hanya dalam sehari selama sekitar 10 hari.

Varian Omicron yang diidentifikasi kali pertama di Afrika Selatan ini telah menyebar ke luar kawasan, dengan kasus ditemukan di beberapa negara Eropa terkait dengan pelancong yang datang dari Afrika Selatan.

Penemuan strain tersebut pun memicu gelombang tindakan respons internasional, termasuk pembatasan penerbangan dan perjalanan.

Jepang, Israel dan Maroko bahkan melarang semua pelancong asing, sedangkan Australia menunda pembukaan kembali perbatasannya selama dua pekan ke depan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini