TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar memprediksi adanya ancaman gelombang ketiga penyebaran virus Covid-19.
Namun pendataan kasus Covid-19 di daerah masih minim perbaikan.
Hal ini diungkapkan oleh LaporCovid-18. Selain tidak diperbarui, sejumlah situs daerah bahkan tidak lagi aktif.
Padahal, data yang ditampilkan dalam situs itu menunjukkan kondisi pandemi.
Sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat. Selain itu, data tersebut juga dibutuhkan para peneliti dalam memantau pandemi di tiap wilayah.
Tim LaporData LaporCovid-19 mengamati pendataan Covid-19 di daerah melalui laman Covid-19 provinsi. Setidaknya, terdapat empat parameter yang jadi penilaian.
Yakni pembaruan data setiap hari, kelengkapan data Covid-19, ketersediaan data histori dan ketersediaan data diunduh untuk diolah lebih lanjut.
Baca juga: Epidemiolog UI: PTM Terbatas dan Pembukaan Mall Buka Peluang Gelombang Ketiga Covid-19
Berdasarkan pemantauan LaporCovid-19, hingga 29 November 2021 menemukan hanya 20 situs provinsi yang rutin memperbaharui data Covid-19 harian.
Artinya, masih ada 14 situs provinsi yang masih bermasalah. Misalnya, 6 situs provinsi yang tidak dapat diakses karena error.
"Laman itu adalah Jawa Timur, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Sumatera Utara," ungkap LaporCovid-19 pada rilis resmi, Rabu (1/12/2021).
Sembilan situs provinsi lainnya terlambat mengupdate data. Empat provinsi di antaranya bahkan sudah tidak update lebih dari sebulan.
Daerah tersebut adalah Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Riau, dan Papua. Hal ini menyiratkan absennya penyampaian informasi publik oleh provinsi terkait.
Oleh karena itu data harus segera dibenahi agar situasi pandemi Covid-19 dapat terpantau secara real time.