TRIBUNNEWS.COM - Para ilmuwan mengatakan mereka telah mengidentifikasi versi 'siluman' dari Covid-19 varian Omicorn.
Dikutip dari The Guardian, temuan itu disebut memiliki banyak mutasi yang sama dengan Omicron standar.
Varian siluman masih dapat terdeteksi sebagai virus corona dengan semua tes biasa, dan dapat diidentifikasi sebagai varian Omicron melalui pengujian genomik.
Namun kemungkinan kasus varian siluman tidak dapat diidentifikasi oleh tes PCR rutin yang memberikan hasil lebih cepat.
Hal itu karena varian siluman tidak memiliki perubahan genetik tertentu yang memungkinkan tes PCR berbasis laboratorium dapat digunakan sebagai cara untuk mengidentifikasinya.
Baca juga: Kemenkes Bantah soal Kabar Ditemukannya 4 Warga Terpapar Varian Omicron: Tidak Benar
Baca juga: Studi Terbaru: Varian Omicron Dapat Menembus Perlindungan Vaksin Covid-19 Pfizer
Para ilmuwan mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui apakah bentuk baru Omicron akan menyebar dengan cara yang sama seperti varian Omicron standar.
Varian siluman secara genetik berbeda dan mungkin berperilaku berbeda.
Varian siluman pertama kali terlihat di antara genom Covid-19 yang dikirimkan dalam beberapa hari terakhir dari Afrika Selatan, Australia, dan Kanada.
Di antara tujuh kasus yang diidentifikasi sejauh ini, tidak ada di Inggris.
Penemuan itu terjadi ketika Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan kepada kabinet bahwa varian Omicron tampaknya lebih mudah menular.
Para pejabat pun mengakui akan memiliki konsekuensi untuk dampaknya, dan kemungkinan pembatasan lebih lanjut diperlukan.
Pada rapat kabinet pada hari Selasa, yang juga dihadiri oleh kepala penasihat ilmiah pemerintah, Patrick Vallance, dan kepala petugas medis Inggris, Chris Whitty, Johnson mengatakan kepada para menteri bahwa indikasi awal adalah varian Omicron lebih mudah menular daripada varian Delta.
Juru bicara Johnson mengatakan langkah kontingensi berikutnya tetap menjadi pengenaan potensial dari apa yang disebut rencana B, yang akan memperkenalkan sertifikasi vaksin dan instruksi untuk bekerja dari rumah jika memungkinkan.
Saat pemerintah ingin memastikan bahwa parlemen memiliki suara pada setiap aturan baru, juru bicara itu mengatakan, para menteri memiliki kekuatan yang ada untuk memberlakukan pembatasan rencana B secara sepihak, misalnya jika diperlukan selama reses Natal Commons.
Baca juga: Dinkes Bekasi Sebut 4 Warga Jakarta Terpapar Omicron, Fakta atau Hoaks?
Baca juga: Omicron dan Billie Eilish Jadi Nama Paling Susah Diucapkan Tahun 2021, Begini Ejaan Sebenarnya
Terlepas dari pertimbangan tersebut, juru bicara menegaskan untuk saat ini, saran resmi yang ditetapkan yakni, orang harus kembali ke tempat kerja jika mereka bisa, meskipun dengan pertimbangan mitigasi seperti pengaturan ventilasi dan tes Covid-19.
"Kami mendorong bisnis untuk membawa kembali orang ke kantor, sesuai dengan panduan," kata juru bicara itu.
Sementara itu, Skotlandia mengumumkan kembali bekerja dari rumah jika memungkinkan hingga setidaknya pertengahan Januari 2022.
Perdana Menteri Nicola Sturgeon, mengungkapkan bahwa sekitar 4 persen kasus Covid-19 di Skotlandia kemungkinan adalah varian Omicron.
Ada sekitar 122 kasus baru sehari dengan penanda genetik varian di Skotlandia, meskipun hanya 99 kasus secara keseluruhan yang telah dikonfirmasi dengan pengurutan genom.
"Perkiraan kami pada tahap ini adalah bahwa waktu penggandaan untuk kasus Omicron mungkin sesingkat dua hingga tiga hari, dan bahwa angka R yang terkait dengan varian baru mungkin lebih dari 2," kata Sturgeon.
Pelacakan kontak juga ditingkatkan di Skotlandia, dengan kontak dekat dari kasus-kasus positif diminta untuk diuji dan diisolasi.
Penemuan versi baru Omicron telah mendorong para peneliti untuk membagi garis keturunan B.1.1.529 menjadi Omicron standar, yang dikenal sebagai BA.1, dan varian yang lebih baru, yang dikenal sebagai BA.2.
Baca juga: Varian Omicron Sudah Terdeteksi di 45 Negara, Apa yang Akan Dilakukan Indonesia?
Baca juga: Omicron Picu Infeksi Ulang 3 Kali Lipat Dibandingkan Delta, Berisiko pada Anak dan yang Tak Divaksin
"Ada dua garis keturunan dalam Omicron, BA.1 dan BA.2, yang cukup berbeda secara genetik," kata Prof Francois Balloux, direktur Institut Genetika University College London.
"Kedua garis keturunan mungkin berperilaku berbeda," tambahnya.
Secara informal, beberapa peneliti menyebut varian baru sebagai 'stealth Omicron' karena tidak memiliki penghapusan yang memungkinkan tes PCR untuk menemukannya.
Selain itu yang tidak diketahui adalah bagaimana varian baru muncul.
Meskipun berada di bawah Omicron, secara genetik varian siluman sangat berbeda sehingga dapat memenuhi syarat sebagai varian perhatian baru jika menyebar dengan cepat.
Memiliki dua varian, BA.1 dan BA.2, muncul secara berurutan dengan mutasi bersama adalah mengkhawatirkan menurut seorang peneliti.
Baca juga artikel lain terkait Virus Corona
(Tribunnews.com/Rica Agustina)