Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertimbangan adanya booster untuk vaksin Covid-19 masih jadi perbincangan.
Rencana pemberian vaksin booster mengemuka seiringa hadirnya virus varian Omicron di sejumlah negara.
Menurut Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Alexander Ginting, vaksin booster bisa menjadi pilihan jika Indonesia sudah menyelesaikan target untuk vaksinasi dosis lengkap.
Apa lagi saat ini masih ada kalangan prioritas yang belum mendapatkan vaksin Covid-19.
Di antaranya yaitu orang lanjut usia yang belum menyelesaikan target untuk kedua dosis.
"Berharap seluruh populasi yang ada di masyarakat, Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali harus bisa menyelesaikan dua dosis tersebut," ungkapnya dalam kanal YouTube Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9)-KPCPEN, Rabu (8/12/2021).
Baca juga: PPKM Level 3 Nataru Batal, Satgas Covid-19 Ingatkan Tetap Ada Pengetatan
Untuk menyukseskan program vaksinasi, Alex berharap tidak hanya didorong dari pemerintah saja.
Tapi juga masyarakat untuk mendorong anggota keluarganya melakukan vaksinasi.
"Mereka yang di gunung, di lembah ikut beramai-ramai. Karena enggak mungkin Polri-TNI menjangkau gunung untuk vaksinasi. Dimana di situ ada acara, kegiatan hari pekan, hari pasar, di situ bisa kumpul bersama," katanya lagi.
Lokasi vaksinasi juga bisa dilakukan di dekat penduduk menjual hasil pertanian.
Program vaksinasi, kata Alex menjadi pekerjaan bersama yang dilakukan hingga akhir Desember.
"Bahwa memang vaksinasi harus dilakukan percepatan. Kalau sudah diselesaikan paling tidak 70 persen, di 2022 berpikir untuk booster," ujarnya.
Baca juga: PPKM Level 3 Dibatalkan Saat Libur Nataru, Satgas Covid-19 Sampaikan Pertimbangannya
Alex sendiri mengatakan ada dua kemungkinan sistem dalam pemberian booster.
Pertama adalah memberikan booster dengan merek vaksin yang sama dengan sebelumnya.
Kedua adalah hetero yaitu saat dua dosis vaksin sebelumnya adalah Sinovac, maka untuk vaksinasi ketiga bisa dipertimbangkan menggunakan vaksin jenis lain seperti moderna, AztraZeneca, dan lainnya.