Pejabat intelijen AS telah menolak kecurigaan China mengembangkan virus sebagai senjata biologis.
Baca juga: Presiden Afrika Selatan Ajak Ilmuwan Negara BRICS Gabung Pelajari Covid-19
Baca juga: Indonesia Negara Peringkat ke-5 Jumlah Terbanyak Vaksinasi Covid-19 Dosis Lengkap
Menurut pejabat intelijen AS, virus Corona sengaja dikembangkan China sebagai senjata biologis.
Pendapat pejabat itu kemudian menyebabkan ketegangan antara AS dan China, di mana Beijing menuduh Washington menjadikannya kambing hitam atas bencana tersebut.
Lebih lanjut, beberapa ilmuwan khawatir asal usul pandemi mungkin tidak akan pernah diketahui.
Hipotesis dari Kelelawar ke Manusia
Para ilmuwan mengatakan dalam makalah Cell bahwa SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19, adalah virus corona kesembilan yang didokumentasikan menginfeksi manusia. Semua yang sebelumnya berasal dari hewan.
Itu termasuk virus yang menyebabkan epidemi SARS 2003, yang juga telah dikaitkan dengan pasar yang menjual hewan hidup di China.
Banyak peneliti percaya hewan liar adalah inang perantara untuk SARS-CoV-2, yang berarti mereka terinfeksi virus Corona kelelawar yang kemudian berevolusi.
Para ilmuwan telah mencari virus Corona kelelawar yang terlibat, dan pada bulan September mengidentifikasi tiga virus pada kelelawar di Laos yang lebih mirip dengan SARS-CoV-2 daripada virus yang diketahui.
Worobey menduga anjing rakun adalah inang perantaranya.
Mamalia mirip rubah rentan terhadap virus Corona dan dijual langsung di pasar Huanan, katanya.
Baca juga: Pekerja Lab di Taiwan Diduga Terinfeksi Covid-19 Gara-gara Gigitan Tikus
Baca juga: Jepang Kembangkan Masker dengan Antibodi Burung Unta, Dapat Bersinar saat Deteksi Covid-19
"Bukti standar emas untuk asal hewan akan menjadi hewan yang terinfeksi dari sana. Tapi sejauh yang kami tahu, pasar sudah kosong," kata Goldstein.
Awal tahun ini, sebuah laporan bersama oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan China menyebut penularan virus dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain sebagai skenario yang paling mungkin dan kebocoran laboratorium sangat tidak mungkin.
Tetapi, laporan itu juga menebar keraguan dengan mengelompokkan kasus Covid-19 pertama yang diketahui sebagai akuntan yang tidak memiliki koneksi ke pasar Huanan dan pertama kali menunjukkan gejala pada 8 Desember 2019.