TRIBUNNEWS.COM - Berikut update jumlah pasien virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat hingga Rabu (15/12/2021).
Jumlah kasus positif virus corona tercatat ada 205 penambahan dari sebelumnya 4.259.439 kasus.
Data tersebut dirilis dalam laman Peta Sebaran Covid, covid19.go.id, Rabu sore.
Kini, total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 4.259.644 sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret 2020 silam.
Kabar baiknya, ada sejumlah 237 pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19.
Sehingga, jumlah pasien sembuh saat ini berjumlah 4.110.811 jiwa dari pasien sebelumnya yang sebanyak 4.110.574 jiwa.
Baca juga: Kemkominfo Gandeng MUI Beri Literasi Masyarakat Soal Penanganan Covid-19
Baca juga: Pfizer, BioNTech dan Moderna Raup Pendapatan 1.000 Dolar AS Per Detik dari Jualan Vaksin Covid-19
Update Corona Indonesia 27 Mei 2022: Tambah 224 Kasus Baru, 9 Meninggal, 227 Sembuh - Tribunnews.com
Update Corona Indonesia 25 April 2022: Tambah 317 Kasus, 4.664 Sembuh, 33 Meninggal - Tribunnews.com
Sementara itu, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia juga bertambah sebanyak 9 pasien.
Total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 143.969 orang dari yang sebelumnya sebanyak 143.960 orang.
Penambahan kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Provinsi DKI Jakarta memiliki presentase jumlah kasus Covid-19 terbanyak dari total keseluruhan kasus.
Selanjutnya, disusul oleh Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Informasi ini dapat terlihat dari data peta persebaran kasus pada tiap provinsi.
Update corona atau Covid-19 di Indonesia bisa di akses di sini.
Baca juga: Cek dan Download Sertifikat Vaksin Covid-19 yang Belum Muncul di PeduliLindungi, Simak Tata Caranya
Pemerintah Belum Rubah Status Pandemi Jadi Endemi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan sebut pemerintah belum bisa pastikan bahwa status kasus Covid-19 di Indonesia telah berubah menjadi endemi.
Untuk itu, masyarakat diimbau sabar dan terus menaati segala aturan pemerintah termasuk menjalankan protokol kesehatan dengan tepat.
Memang, kata Luhut, Indonesia telah masuk PPKM level 1.
Kendati demikian, pihaknya meminta masyarakat untuk menunggu hingga bulan Januari tahun depan.
Apakah status Covid-19 di Indonesia dapat benar-benar disebut endemi atau mungkin masih menjadi pandemi.
Baca juga: Luhut: Sampai Hari Ini Tidak Ada Temuan Varian Omicron di Indonesia
"Ya kita belum berani mengatakan itu (endemi), tapi secara empirik kita memang sudah 150 hari lebih kita bisa flattening."
"Dan apakah kita sudah masuk endemi, kita tunggu saja. Saya kira nanti bulan Januari, setelah kita lewatin ini semua."
"Kita nggak boleh jumawa, tapi (memang) sampai hari ini kita memang masih dalam Level 1 dan kita masih confident," jelas Luhut dikutip dari konferensi pers Evaluasi PPKM yang disiarkan secara virtual melalui YuTube Sekretariat Presiden, Senin (13/12/2021).
Untuk itu, sembari menunggu keputusan pemerintah, masyarakat diimbau untuk tidak merayakan Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) di luar negeri.
Sebaliknya, Luhut menyarankan masyarakat untuk tetap merayakannya di dalam negeri.
Baca juga: Cara Download Sertifikat Vaksin Covid-19 Lewat WhatsApp 081110500567 dan Aplikasi PeduliLindungi
Ini dilakukan demi bdapat mengurangi potensi tertularnya varian baru Covid-19, Omicron, yang saat ini menjadi ancaman negara lain.
"Semua harus kerja sama, makanya kita himbau nggak usah dulu libur-libur ke luar negeri. Supaya jangan bawa penyakit dalam negeri ini."
"Masih banyak tempat-tempat liburan di republik ini yang bisa kita kunjungi dan itu sudah kami minta hotel-hotel semua pada dibuka, (dan) perjalanan juga kita coba bangun," jelas Luhut.
Mengenai masyarakat yang tidak terima adanya sistem karantina selama 10 hari, Luhut menyebut pemerintah memnag harus tegas akan hal ini
"(Kita tidak mau) masyarakat yang datang (dari luar negeri lalu diminta) karantina 10 hari (tapi malah) ngomel-ngomel."
Baca juga: Menkes Sebut Hingga Maret 2022 Indonesia Aman dari Lonjakan Kasus Covid-19
"Kita pastikan dia akan dapat 10 hari (karantina). Kita nggak mau negeri kita ini dicemari oleh Covid-19 (varian) yang lain, gara-gara kita sendiri tidak disiplin."
"Jadi kita tidak mau, (kita) sudah lelah dan capek, pengorbanan besar selama berapa bulan ini rusak hanya gara-gara kita tidak disiplin," tegas Luhut.
Untuk itu, Luhut meminta masyarakat untuk benar-benar menaati peraturan sesuai keputusan pemerintah.
"Jadi semua harus disiplin, harus bisa menahan diri dulu, terus untuk (hidup) normal tentu masih butuh waktu. Kita masih lihat lagi (bagaimana perkembangan selanjutnya)," kata Luhut.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)