News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Apa Itu Omicron? Varian Baru Virus Corona yang Sudah Terdeteksi di Indonesia

Penulis: Adya Ninggar P
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini penjelasan mengenai apa itu varian baru virus Corona, Omicron.

Dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, varian baru virus Corona ini terdeteksi di Indonesia.

Dikutip dari who.int, World Health Organization (WHO) telah menetapkan varian Omicron masuk ke dalam kategori Variant of Concern (VOC).

Kategori Variant of Concern (VOC) ini diartikan sebagai varian virus Corona yang menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat mempengaruhi efektivitas vaksin.

Baca juga: Varian Omicron di Indonesia Ditemukan pada Pasien yang Tidak ke Luar Negeri, Ini Kata Ahli

Baca juga: Varian Omicron Terdeteksi di Indonesia, Pengusaha Minta Pemerintah Percepat Vaksin Booster

Lantas, apa itu Varian Omicron?

Varian baru virus corona B.1.1 529 atau yang dinamakan Omicron ini pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021.

Situasi epidemiologis di Afrika Selatan telah ditandai oleh tiga puncak berbeda dalam kasus yang dilaporkan, yang terakhir didominasi varian Delta.

WHO menjelaskan, dalam beberapa minggu terakhir, infeksi telah meningkat tajam di Afrika Selatan, bertepatan dengan deteksi varian B.1.1.529.

Infeksi B.1.1.529 terkonfirmasi pertama yang diketahui berasal dari spesimen yang dikumpulkan pada 9 November 2021.

Jumlah kasus varian Omicron meningkat di hampir semua provinsi di Afrika Selatan.

Varian Omicron memiliki sejumlah besar mutasi dan beberapa di antaranya mengkhawatirkan.

Diagnostik PCR SARS-CoV-2 saat ini terus mendeteksi varian ini.

Terdapat sejumlah penelitian yang sedang berlangsung dan TAG-VE akan terus mengevaluasi varian ini.

TAG-VE atau Technical Advisory Group on SARS-CoV-2 Virus Evolution adalah kelompok Kerja Ahli Evolusi Virus (VEWG) informal yang dibentuk oleh WHO untuk secara khusus menilai evolusi, mutasi, dan varian SARS-CoV-2.

Bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan VOC lainnya.

VOC atau Variant of Concern ini diartikan sebagai varian virus Corona yang menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat mempengaruhi efektivitas vaksin.

Berdasarkan bukti yang disajikan menunjukkan perubahan yang merugikan dalam epidemiologi COVID-19, TAG-VE telah menyarankan WHO bahwa varian ini harus ditetapkan sebagai VOC, dan WHO telah menetapkan B.1.1.529 sebagai VOC, bernama Omicron.

WHO akan mengomunikasikan temuan baru dengan Negara Anggota dan kepada publik sesuai kebutuhan.

Varian Omicron Terdeteksi di Indonesia

Kembali dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan telah mengumumkan temuan kasus pertama COVID-19 varian Omicron di Indonesia pada Kamis (16/12/2021).

Kasus pertama Omicron ini terdeteksi pada seorang petugas kebersihan berinisial N yang bekerja di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.

“Kementerian Kesehatan telah mendeteksi seorang pasien terkonfirmasi Omicron pada tanggal 15 Desember, data-datanya sudah kita konfirmasikan ke GISAID dan telah dikonfirmasi kembali dari GISAID bahwa memang data ini data sequencing Omicron,” ucap Menkes dalam keterangan pers perkembangan pandemi COVID-19.

Menkes merinci para petugas kebersihan Wisma Atlet diambil sampel rutin pada 8 Desember 2021.

Hasil pemeriksaan keluar tanggal 10 Desember 2021 didapati 3 orang terkonfirmasi positif COVID-19.

Kemudian ketiga sampel tersebut dikirim ke Balitbangkes untuk dilakukan Whole Genome Sequencing (WGS).

Hasil pemeriksaan sampel keluar tanggal 15 Desember dan didapati 1 dari 3 sampel terkonfirmasi positif varian Omicron.

“Ada 3 petugas kebersihan di RSDC Wisma Atlet yang positif PCR-nya, tapi yang terkonfirmasi positif Omicron adalah satu orang,” kata Menkes.

Seluruhnya kini telah menjalani karantina di Wisma Altet.

Ketiga dalam kondiri sehat, tanpa ada gejala, tanpa batuk, dan tanpa demam.

Dari hasil pemeriksaan PCR juga hasilnya telah negatif.

Selain temuan kasus konfirmasi varian Omicron, Kementerian Kesehatan juga mengidentifikasi adanya 5 kasus probable Omicron.

Kelimanya telah dikarantina dan sudah dilakukan pemeriksaan khusus yang sudah dikirimkan Balitbangkes.

Hasilnya akan diketahui 3 hari mendatang untuk melihat apakah sampel tersebut positif omicron atau bukan.

“Dengan pemeriksaan khusus SGTF, kita mendeteksi 5 kasus probable omicron 2 kasus warga Indonesia yang baru balik dari Inggris dan AS, 3 lainnya WNA dari Tiongkok yang ke Manado yg sekarang dikarantina di Manado,” ujar Menkes.

Penyebaran Varian Omicron Sangat Cepat

Menkes mengatakan, penyebaran Omicron terbukti sangat cepat.

Di Inggris misalnya dari 10 kasus/hari saat ini sudah mencapai 70.000 kasus/hari.

Jauh lebih tinggi dari puncak kasus di Indonesia pada bulan Juli di angka 50.000 kasus/hari.

Menkes Budi pun memberikan himbauan kepada masyarakat untuk tidak perlu panik dan tetap tenang.

Yang terpenting segera melakukan vaksinasi COVID-19 terutama untuk kelompok rentan dan lansia serta tidak perlu bepergian ke luar negeri jika tidak mendesak, serta terus tegakkan protokol kesehatan 5M, dan memperkuat 3T.

“Kedatangan varian baru dari luar negeri yang kita identifikasi di karantina, menunjukkan bahwa sistem pertahanan kita atas kedatangan varian baru cukup baik, perlu kita perkuat. Jadi wajar kalau harus stay 10 hari di karantina. Tujuannya bukan untuk mempersulit orang yang datang, tapi melindungi seluruh masyarakat Indonesia” tutup Menkes

Gejala Varian Omicron

Dikutip dari Metro.co.uk, gejala varian Omicron disebutkan "sangat ringan" dan diyakini menunjukkan gejala yang sama seperti varian Covid-19 lainnya.

Berikut ini gejala Omicron yang dikutip dari sumber yang sama dan NDTV:

- Suhu tinggi di bagian dada atau punggung;

- Kelelahan luar biasa;

- Tidak ada penurunan signifikan tingkat saturasi oksigen;

- Tidak mengalami kehilangan rasa atau bau;

- Tenggorokan gatal;

- Sebagian besar pasien pulih tanpa rawat inap.

Walaupun gejalanya digambarkan sangat ringan, varian Omicron ini dapat menular dengan cepat.

Dikutip dari CNBC, Dr Angelique Coetzee selaku Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, menggambarkan gejala Omicron "sangat ringan".

Coetzee mengatakan, pada 18 November 2021 ia mulai melihat pasien yang datang dengan "gejala yang tidak biasa", yang sedikit berbeda dari varian Delta.

"Dimulai dengan seorang pasien lelaki berusia 33 tahun, dan dia berkata bahwa dia sangat lelah selama beberapa hari terakhir."

"Dia juga merasakan sakit dan nyeri di tubuhnya, ditambah sedikit sakit kepala," ujar Coetzee pada BBC, Minggu (28/11/2021).

Coetzee menambahkan, pasien itu tidak mengalami sakit tenggorokan, namun terasa gatal.

Tetapi, ia tidak mengalami gejala batuk dan kehilangan rasa atau bau, gejala yang dikaitkan dengan jenis virus sebelumnya.

Coetzee menguji pasien itu dan hasilnya positif.

Tak hanya itu, empat anggota keluarga si pasien juga dinyatakan positif Covid-19 varian Omicron.

Di hari itu, ia juga melihat lebih banyak pasien bergejala sama, yang berbeda dari varian Delta.

Sekitar setengah dari pasien Coetzee diketahui tidak divaksinasi.

Hal tersebut mendorongnya memperingatkan komite penasihat vaksin Afrika Selatan, di mana ia juga menjadi anggotanya.

Pasien varian Omicron lain yang Coetzee lihat sejauh ini, juga mengalami apa yang ia gambarkan sebagai gejala "sangat ringan".

(Tribunnews.com/Nadya)

Berita terkait Varian Omicron

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini