News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Gejala Omicron dan Bedanya dengan Flu Biasa, Tetap Jaga Jarak dan Pakai Masker

Penulis: Sri Juliati
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

OMICRON - Foto Ilustrasi ini diambil di Toulouse, barat daya Prancis, pada 1 Desember 2021 menunjukkan jarum suntik dan layar yang menampilkan Omicron, nama varian baru covid 19. - Penambahan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia, terutama di DKI Jakarta terus terjadi.

TRIBUNNEWS.COM - Penambahan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia, terutama di DKI Jakarta terus terjadi.

Per Sabtu (8/1/2022), kasus terkonfirmasi Omicron di DKI Jakarta kini mencapai 333 orang.

Dikutip dari Kompas.com, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat sebanyak 13 kasus penularan varian Omicron dengan penyebaran transimisi lokal pada Sabtu kemarin.

Sementara untuk kasus impor (imported case) varian Omicron bertambah sebanyak sembilan kasus.

Baca juga: Tracing Omicron, Senin Besok 50 Warga Krukut Bakal Diswab Massal

Baca juga: Varian Omicron Melonjak, Pejabat Pemprov DKI Dilarang ke Luar NegeriĀ 

Dengan demikian, total penambahan kasus baru Covid-19 dengan varian Omicron di Jakarta pada Sabtu menjadi 22 kasus dan total penularan Omicron di Jakarta menjadi 333 kasus.

Sebanyak 84,1 persen dari 333 kasus tersebut, atau sebanyak 280 kasus terjadi pada pelaku perjalanan luar negeri.

Sementara 53 lainnya merupakan transmisi lokal.

Lantas, apa saja gejala utama varian Omicron?

Dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, gejala yang paling banyak diderita pasien varian Omicron adalah batuk dan pilek.

Kebanyakan orang terinfeksi Omicron adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap dan tidak bergejala sampai bergejala ringan.

Artinya dengan vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan akibat Covid-19.

Hal terkait gejala varian Omicron, juga pernah disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi.

Nadia mengatakan, gejala yang dialami oleh pasien Omicron, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala.

Gejala paling banyak adalah batuk sebanyak 49 persen dan pilek 27 persen.

"Mayoritas (penularan) masih didominasi pelaku perjalanan luar negeri."

"Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala."

"Gejala paling banyak adalah batuk (49 persen) dan pilek (27 persen)," kata dr Nadia dalam keterangannya, dilansir laman Kemenkes.

NICARAGUA - Seorang wanita menempelkan kata "Omicron" pada boneka buatan tangan bergambar varian Covid-19 Omicron di Managua, pada 27 Desember 2021. - Boneka-boneka tersebut dibakar pada tengah malam pada 31 Desember sebagai tradisi mengucapkan selamat tinggal pada tahun tua dan menyambut tahun baru. (AFP/OSWALDO RIVAS)

Dikutip dari bbc.com, bagi sebagian orang, gejala Omicron tampak lebih seperti pilek, dengan gejala umum yang dilaporkan termasuk sakit tenggorokan, pilek, dan sakit kepala.

Sementara itu, pada varian Covid sebelumnya cenderung menyebabkan hilangnya rasa atau bau, batuk, dan suhu tinggi - meskipun ini masih merupakan tiga gejala resmi.

Meski menyebar jauh lebih cepat dari varian sebelumnya yaitu Delta, pakar kesehatan mengatakan, Omicron lebih ringan dan kecil kemungkinannya membuat orang sakit atau membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Hal ini karena perlindungan dari vaksin penguat (booster) dan dari infeksi sebelumnya.

Masih dari bbc.com, aplikasi studi Zoe Covid pernah meminta ratusan ribu orang untuk mencatat gejala.

Sejauh ini, lima gejala teratas pada varian Omicron adalah:

- pilek

- sakit kepala

- kelelahan (baik ringan atau berat)

- bersin

- sakit tenggorokan

Sementara itu, dokter pertama di Afrika Selatan yang mendeteksi varian Covid-19 Omicron, Angelique Coetzee mengatakan, pasien yang terkena varian Omicron bergejala ringan.

Keluhannya dari pasien Covid-19 Omicron adalah merasa capek selama satu atau dua hari, kemudian sakit kepala, badan terasa sakit, dan tenggorokan serak.

Namun, tak ada gejala batuk-batuk dan tidak kehilangan indra penciuman maupun indra perasa.

"Keluhan yang disampaikan pasien (Omicron) biasanya adalah mereka merasa sangat capek selama satu atau dua hari."

"Gejala lain adalah, sakit kepala dan badan terasa sakit. Tenggorokan serak," kata Coetzee dalam wawancara dengan BBC, tahun lalu.

"Mereka tidak batuk-batuk, tidak juga kehilangan indra penciuman maupun indra rasa," katanya.

Diketahui, Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta.

Sejak ditemukan pertama kali pada 24 November 2021 di Afrika Selatan, kini Omicron telah terdeteksi di lebih dari 110 negara dan diperkirakan akan terus meluas.

Di level nasional, pergerakan Omicron juga terus meningkat sejak pertama kali dikonfirmasi pada 16 Desember 2021.

Perbedaan Gejala Omicron dan Flu Biasa

Dikutip dari kompas.tv, penting untuk mengetahui perbedaan gejala Omicron dengan gejala pada flu biasa agar dapat ditangani lebih cepat.

Pasalnya, gejala utama Omicron adalah batuk dan pilek yang juga terdapat pada flu.

Pakar epidemiologi di AS, Abdul El-Sayed mengatakan, gejala Omicron dan flu memiliki perbedaan yang sangat tipis, bahkan cenderung serupa.

Covid-19 dan flu sama-sama menimbulkan gejala pilek, batuk, demam, nyeri otot, muntah, mudah lelah, hingga diare.

Bedanya, seseorang yang terkena virus corona biasanya akan merasakan gejala sakit kepala dan batuk kering.

Tipisnya perbedaan gejala Omicron dan flu, El-Sayed memberikan tips untuk mengetahui risiko terpapar Covid-19 varian Omicron.

"Coba mulai mempertimbangkan juga apakah ada kemungkinan kontak erat dengan penderita Covid-19," katanya, seperti diberitakan CNN.

Jika berkontak erat dengan penderita Covid-19, segera lakukan isolasi mandiri dan tes Covid-19 agar dapat menentukan penanganannya.

Langkah Pencegahan

Penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin masih menjadi kunci pencegahan risiko terpapar Covid-19 varian Omicron.

Yaitu menjaga jarak fisik minimal 1 meter dari orang lain, memakai masker yang pas, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Selain itu, hindari ruangan berventilasi buruk serta segera dapatkan vaksin Covid-19.

(Tribunnews.com/Sri Juliati, Kompas.com/Sania Mashabi, kompas.tv/Fiqih Rahmawati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini