Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Per 11 Januari 2022, Kasus Covid-19 di Indonesia telah mencapai 802 kasus dengan 506 kasus di antaranya merupakan kasus varian Omicron.
Angka ini menjadi yang tertinggi sejak 23 Oktober 2021. Indonesia sendiri telah mencatat sebanyak 4.267.451 total kasus positif.
Namun menurut Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman, sampai saat ini masih mengalami keterbatasan mendasar dalam penemuan kasus.
Kapasitas 3T yaitu testing, treacing dan tracking menurut Dicky masih terbatas. Sehingga temuan kasus yang berasa di masyarakat jauh lebih besar. Dibandingkan kasus yang ditemukan oleh pemerintah.
"Ini yang terjadi dengan gelombang Delta kemarin 4 jutaan. Ketika dites, antibodi setidaknya 10 kali itu. Itu menujukkan bahwa ada keterbatasan," kata Dicky pada Tribunnews, Kamis (12/1/2022).
Sehingga kata Dicky, prediksi dan kenyataan mempunyai gap yang cukup besar.
Baca juga: Nambah Lagi, Kasus Lokal Omicron di Jabar Jadi Delapan
Menurutnya mungkin menurutnya kemampuan deteksi di Indonesia masih 10-50 ribu. Lebih dari itu, menunjukkan ada peningkatan kemampuan.
Di sisi lain Dicky menekankan jika testing bukanlah menciptakan angka kasus positif Covid-19 pada negara.
Namun menemukan kasus.
Baca juga: Update Omicron di DKI Jakarta Ada 498 : Transmisi Lokal 89 Kasus, Impor 409 Kasus
"Testing tidak menciptakan kasus tapi menemukan kasus. Kalau menemukan kasus kemungkinan banyak terinfeksi Mayoritas. Apa lagi Omicron yang bisa mendekati 90 persen tidak bergejala. Ringan dan sedang. Tapi bukan berarti tidak sakit," pungkasnya.