"Sebanyak 1.600-an yang terkena Omicron, yang membutuhkan oksigen 20, dan meninggal 2."
"Ini jauh rendah dibandingkan dengan varian Delta,” kata Budi, dalam konferensi pers secara daring yang disiarkan di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (24/1/2022).
Baca juga: Digitalisasi Proses Bisnis Selamatkan Bisnis Crown Group Keluar dari Jerat Pandemi Covid-19
Lebih lanjut, Budi mengingatkan, agar masyarakat tidak perlu panik.
Namun, masyarakat diimbau tetap waspada.
“Kita tidak perlu panik, tapi harus terus waspada dan tidak perlu panik,” ucap Budi.
Terpenting, kata Budi, masyarakat diminta untuk lebih disiplin menegakkan protokol kesehatan.
“Memastikan, protokol kesehatan dijalankan. Vaksinasi dipercepat, terutama lansia dan anak,” kata Menkes.
Mengenai kesiapan perawatan di Indonesia, Menkes mengaku siap dalam menghadapi lonjakan kasus Omicron.
“Strategi perawatan, rumah sakit kita sudah siap.”
“Oksigen dan obatan-obatan, tenaga kesehatan sudah disiapkan, berharap tidak dibutuhkan dan berharap yang di rumah sakit akan rendah,” ucapnya.
Baca juga: Binda Bali Gelar Vaksinasi Serentak Bagi Anak Usia 6-11 Tahun di Sejumlah Sekolah
Diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melaporkan adanya dua pasien terkonfirmasi Omicron meninggal dunia.
Kedua kasus tersebut, merupakan pelaporan fatalitas pertama di Indonesia akibat varian baru yang memiliki daya tular tinggi.
“Satu kasus merupakan transmisi lokal, meninggal di RS Sari Asih Ciputat dan satu lagi merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri, meninggal di RSPI Sulianti Saroso," ucap juru bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi.
Dua pasien yang meninggal memiliki komorbid, sebagaimana dilansir Kemenkes.go.id.
Siti Nadia mengatakan, kondisi pasien varian Omicron di Indonesia saat ini sebagian besar hanya mengalami gejala ringan atau tidak mengalami gejala sama sekali.